Banjir Landa Sumut, Sejumlah TPS Terendam, Sungai Deli dan Babura Meluap

Sumber:Media Indonesia - 21 September 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MEDAN (Media): Banjir melanda sejumlah daerah di Sumatra Utara (Sumut), kemarin. Akibatnya pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) putaran kedua di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) di provinsi ini sempat tertunda.

Banjir yang merendam ratusan rumah penduduk itu antara lain terjadi di wilayah Kecamatan Marelan, Kecamatan Medan Maimoon, Kecamatan Pulau Berayan (Kota Medan), kawasan Medan Labuhan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, dan sejumlah wilayah kecamatan di Kota Binjai. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Deli dan Sungai Babura.

Dari pantauan Media, banjir yang melanda Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimoon, dengan ketinggian air sekitar dua meter terjadi akibat meluapnya Sungai Babura dan hujan lebat selama beberapa jam Minggu (19/9) malam.

''Banjir kali ini masih termasuk tidak parah. Ini baru dua meter. Kalau banjir besar biasanya rumah saya ini tenggelam,'' kata Rohani, penduduk setempat.

Rohani mengatakan, banjir mulai terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Saat mengetahui air masuk ke dalam rumahnya, dia langsung memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih tinggi.

Akibat banjir, sejumlah TPS di wilayah ini hingga pukul 11.00 masih sepi, karena warga sibuk mengurus rumahnya masing-masing yang kebanjiran. Hanya beberapa orang yang terlihat berada di TPS.

Sedangkan di kawasan Medan Labuhan yang ketaknya sekitar 15 meter dari Kota Medan, ketinggian air mencapai 40 sentimeter hingga 60 sentimeter. Sejumlah TPS di sekitarnya tampak kosong, hanya beberapa yang ditunggui petugas. Banjir di kawasan itu terjadi akibat meluapnya Sungai Deli.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut Irham Buana Nasution kepada Media di Medan, kemarin, mengakui Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sempat menunda pelaksanaan pencoblosan karena sejumlah TPS yang disiapkan hingga jam yang ditentukan masih tergenang air. Bahkan, ada surat suara yang rusak akibat terendam banjir sehingga harus diganti.

''Namun, siang tadi (kemarin siang) pemungutan suara di seluruh TPS sudah dapat dilaksanakan. Bahkan di daerah terpencil seperti di Kabupaten Nias Selatan KPPS sudah melaksanakan pemilihan,'' ujarnya.

Menurut Kepala Analisa Data dan Perkiraan Cuaca badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Stasiun Polonia Medan Firman, luapan sejumlah sungai terjadi karena hujan lebat di pegunungan Bukit Barisan yang merupakan hulu sejumlah sungai di Sumut. Hujan pada Minggu (19/9) malam berlangsung selama empat jam sejak pukul 19.00 dengan intensitas sekitar 80 milimeter atau setara dengan 80 liter per meter bujur sangkar.

Transportasi sungai

Dari Palangkaraya dilaporkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah (Kalteng) akan mengaktifkan transportasi sungai sebagai antisipasi kemungkinan banjir di Jalan Trans Kalimantan akibat pada musim hujan yang diperkirakan mulai terjadi Oktober mendatang.

Menurut Pejabat Sementara (Pjs) Dinas Perhubungan Kalteng Jamri Bustan kepada Media di Palangkaraya, Sabtu (18/9), pengaktifan kembali transportasi sungai dilakukan karena pada musim hujan Jalan Trans Kalimantan ruas Palangkaraya-Pulang Pisau yang panjangnya 124 kilometer selalu banjir, tepatnya di Desa Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau.

''Hal ini tentu mengakibatkan terganggunya jalur transportasi angkutan sembako (sembilan bahan pokok) dari Banjarmasin (Kalimantan Selatan) ke Palangkaraya. Banyak pengusaha yang mengeluh mengapa hal ini tidak bisa diatasi,'' kata Jamri.

Dengan diaktifkannya kembali jalur transportasi sungai, ujarnya, pada musim hujan di Kota Palangkaraya tidak akan terjadi rawan sembako dan harga tidak melonjak karena distribusinya tidak lancar. ''Saya sangat berharap agar para pengusaha dapat mengambil langkah-langkah yang saya sarankan (menggunakan transportasi sungai) dan jangan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga dengan dalih kesulitan transportasi akibat banjir.'' (KN/SS/Ant/N-2)

Post Date : 21 September 2004