Banjir Lokal Ancam Jakarta

Sumber:Koran Tempo - 29 Oktober 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA -- Pada musim hujan awal Oktober ini, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi berpotensi terjadi banjir lokal, khususnya di kawasan bantaran sungai. "Banjir skala luas tidak akan terjadi," kata Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Agroklimat Badan Meteorologi Geofisika Soetamto.

Hal itu karena kawasan Jabodetabek bagian utara belum memasuki musim hujan. Hujannya belum mencapai kisaran 50 mililiter. Tapi di bagian selatan, dalam sebulan hujan telah mencapai 150-300 mililiter. "Meski terjadi banjir atau genangan, itu tidak akan lama," ujar Soetamto.

Untuk mengantisipasi banjir, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeruk beberapa aliran sungai di lima wilayah. Namun, Jumat lalu, banjir melanda RW 01 Kelurahan Tebet Barat, Tebet, Jakarta Barat.

Berdasarkan pantauan Tempo di beberapa aliran sungai yang sudah dikeruk, tampak karung-karung berisi kotoran kali menumpuk di depan Pasar Rawa Badak, Jalan Sindang, Koja, Jakarta Utara. Di Kali Sunter, sampah terlihat bercampur dengan limbah cair berwarna hitam. Di pinggir sungai, sampah juga menumpuk. Tumpukan sampah itu menyebabkan aliran air sungai tersendat.

Sebanyak 10-12 pekerja tampak menggali tanah di aliran inspeksi Kali Sunter itu. "Kami membuat galian baru untuk aliran air ke Kali Sunter," ujar seorang pekerja yang mengaku dari Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Pemerintah provinsi tampaknya belum sepenuhnya dalam kondisi siaga banjir. Buktinya, beberapa saluran air tersumbat, seperti saluran di sekitar Rumah Sakit Daerah Koja tersumbat sampah. Kondisi itu diperburuk oleh pedagang kaki lima yang mendirikan warung di atas saluran air itu.

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jakarta Slamet Daroyni mengatakan upaya pemerintah DKI mengatasi banjir hanya bersifat seremonial. "Semuanya diantisipasi secara dadakan," ujarnya.

Pemerintah tidak pernah mengevaluasi banjir. Padahal evaluasi secara menyeluruh, ujar Slamet, bisa digunakan untuk penanggulangan banjir dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Berdasarkan data Satkorlak Penanganan Bencana dan Pengungsi DKI Jakarta, terdapat 78 daerah yang menjadi langganan genangan air di Jakarta. Sebanyak 23 daerah terdapat di Jakarta Barat, 20 di Jakarta Utara, 17 Jakarta Timur, 11 Jakarta Selatan, dan 7 Daerah di Jakarta Pusat.

Kemarin beberapa kawasan di Jakarta Utara tergenang air rob (air laut pasang). Rob itu menggenangi permukiman nelayan di Muara Angke setinggi 30-40 sentimeter. "Kami khawatir kampung terendam lagi," kata Sanawing, Wakil Ketua RW 01 Pluit. Tiga bulan lalu, kampungnya terendam air 40 sentimeter hingga 1,5 meter.

Berdasarkan pantauan Tempo di pintu air Ancol, ketinggian air mencapai 2 meter. Ketinggian itu melebihi batas maksimal 1,3 meter. "Sejak tiga hari lalu ketinggian air laut naik sehingga taman di pinggir jalan Ancol tergenang." ujar Harry, penjaga pintu air Ancol, kepada Tempo. FERY FIRMANSYAH | GABRIEL WAHYU TITIYOGA



Post Date : 29 Oktober 2007