Banjir Madina, Kerugian Lebih Rp2 Miliar

Sumber:Jurnal Nasional - 29 Februari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANJIR besar yang terjadi Minggu malam lalu di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut) menyebabkan kerugian yang ditaksir mencapai Rp2 miliar. Bencana ini merenggut satu nyawa laki-laki yang ditemukan tim SAR Selasa siang (28/2), dengan kondisi mulai membusuk.
 
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madina, Risfan Hutasuhut, mengatakan, sudah mulai menghitung akibat banjir bandang yang menenggelamkan ribuan rumah warga 10 desa di Kecamatan Gunung Tua Raya, Kota Panyabungan, Kabupaten Madina. Estimasi awal kerugian banjir bandang ini mencapai Rp2 miliar lebih. Namun, untuk mengetahui pasti, Pemkab Madina masih menghitung.
 
Hutasuhut, menjelaskan, kerugian yang diderita berupa jembatan utama penghubung lalu lintas wilayah barat Sumut menuju Provinsi Sumatera Barat, rusak. Kerusakan ratusan rumah, dan gagal panen padi serta kebun warga. Roda perekonomian di Kabupaten Madina, nyaris lumpuh karena pasokan bahan pokok dan kebutuhan warga sulit masuk. Kondisi jalan dialihkan melalui jalur timur Sumatera.
 
Pada hari kedua pascabanjir bandang, pengungsi masih bisa ditangani maksimal. Stok bantuan logistik dari pemerintah kabupaten dan provinsi Sumut sudah mulai disalurkan.
 
Hutasuhut mengatakan, jika pada hari pertama ada ribuan orang mengungsi di tiga posko banjir. Hingga hari Selasa sore, pengungsi yang bertahan di posko tinggal sekitar 300 orang. Selebihnya, sudah kembali ke rumah mereka dan ke rumah keluarga yang tidak terkena banjir.
 
Tinggi air sudah mulai surut menjadi satu meter. Penurunan air ini karena hujan tidak turun deras, ditambah aliran sungai yang membawa lumpur dan kayu sudah dibersihkan. Hari pertama banjir, tinggi air di perumahan warga mencapai leher orang dewasa.
 
"Bantuan jembatan darurat sudah dipasang untuk menyeberangkan warga. Arus lalu lintas juga sudah dialihkan. Ini penting supaya roda perekonomian di Madina tak anjlok."
 
Analisis awal dari Dinas Kehutanan Sumut, ada penebangan hutan secara besar-besaran di daerah hulu sungan Aek Ranto Puran, Kabupaten Madina. Kepala Bidang Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Dinas Kehutan Sumut, Didim Ilyas, mengatakan, jika dilihat dari peta tofografi dan kontur hutan Aek Ranto Puran, persis di kawasan hulu sungai Aek Ranto, terlihat ada penggundulan hutan. Jadi, untuk mengetahui apakah penyebab banjir karena penebangan lahan secara ilegal, akan dilakukan investigasi dan pengusutan secara mendalam. "Kalau dari aturan, kawasan hulu Sungai Aek Ranto tidak diizinkan untuk membuka lahan. Ini yang masih diusut." Adrian Tuswandi


Post Date : 29 Februari 2012