Banjir Meluas, Jalinteng Tergenang

Sumber:Kompas - 14 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Palembang, Kompas - Memasuki hari ketiga, Kamis (13/1), banjir yang melanda Kota Palembang, Sumatera Selatan, semakin meluas. Selain menggenangi rumah-rumah penduduk sampai sepinggang orang dewasa, banjir juga sudah mengancam jalan lintas tengah Sumatera Selatan.

Banjir makin membesar karena Sungai Musi terus meluap, ditambah hujan deras yang terus mengguyur Kota Palembang. Diperkirakan air yang merendam setidaknya 500 rumah penduduk di tujuh kecamatan itu terlihat akan semakin bertambah besar dalam beberapa hari ke depan. Sebagaimana diperkirakan Stasiun Meteorologi Palembang, curah hujan yang tetap tinggi dalam pekan ini akan memperparah banjir tahunan.

Menurut pemantauan Kompas di beberapa titik banjir, seperti di Kecamatan Ilir Barat I, Kertapati, dan Seberang Ulu I, rumah penduduk yang dilanda banjir terus bertambah. Luapan air sungai dan hujan itu telah memasuki rumah-rumah yang dua hari sebelumnya masih kering. Beberapa rumah di samping Kantor Pemerintah Kota Palembang di Jalan Mereka juga mulai kemasukan air. Aktivitas sosial dan ekonomi sehari-hari penduduk terganggu, dan sebagian toko-toko yang terendam air pun tutup.

Di beberapa tempat, jalan-jalan desa dan gang-gang di kampung terendam air dengan ketinggian hingga satu meter. Beberapa kampung yang terletak di pinggiran sungai hanya dapat dijangkau dengan perahu sampan atau perahu karet. Air juga mengepung halaman dan sedikit memasuki ruang kelas sejumlah sekolah di daerah banjir yang bangunannya rendah, seperti beberapa sekolah dasar di Kecamatan Kertapati.

"Kalau sudah banjir, kami tidak bisa apa-apa lagi. Toko saya masih buka, tetapi tidak ada yang beli karena sulit masuk. Jadinya kami merugi, bahkan tidak dapat penghasilan apa-apa," kata Iyana (50), warga Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I.

Masyarakat yang setiap tahun kebanjiran berharap, Pemerintah Kota Palembang mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi banjir yang melanda kota tersebut.

Menurut Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang, yang sekaligus menjadi Sekretaris Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi, Hendri Yansah, banjir bertambah besar karena Palembang mendapat kiriman air dari beberapa sungai besar di daerah hulu.

"Para petugas kami, di posko-posko kecamatan dan kelurahan, sudah berkeliling untuk mengantisipasi kondisi yang lebih rawan atau darurat. Kami telah menyiapkan bantuan perahu karet, tenda darurat, dan dapur umum," katanya.

Lintas tengah banjir

Banjir yang semakin meluas di Sumatera Selatan juga mulai menggenangi jalan lintas tengah (jalinteng) Sumatera. Gara-gara Sungai Rambang dan Sungai Lematang meluap, ruas jalan lintas tengah Sumatera yang melewati Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muara Enim, terendam air setinggi setengah meter. Akibatnya, jalan utama yang menghubungkan Prabumulih, Palembang, dengan kota Muara Enim itu pun sulit dilalui kendaraan kecil. Lokasi jalan yang tergenang sekitar 140 kilometer barat Palembang.

Anggota Staf Humas Pemerintah Kabupaten Muara Enim, Hijasi, yang dihubungi dari Palembang, Kamis kemarin, mengatakan, air sungai yang meluap sejak tiga hari ini masih menggenangi sedikitnya sembilan desa di Kecamatan Gunung Megang dan Rambang Dangku. Meskipun Kamis kemarin air sudah mulai surut, sejumlah ruas jalan di Kecamatan Gunung Megang masih terendam air sampai setinggi setengah meter.

"Sejak pagi, air sudah menyusut dari yang sebelumnya satu meter menjadi setengah meter sehingga jalan masih tergenang," ujar Hijasi.

Menurut Hijasi, Dinas Pekerjaan Umum Muara Enim sebelumnya sudah membangun gorong-gorong di bawah jalan untuk mengantisipasi luapan air Sungai Lematang dan Sungai Rambang. Akan tetapi, hujan deras menghambat penyelesaian gorong-gorong itu. "Belum sempat selesai sudah terkena banjir, tetapi ruas jalan masih bisa dilalui," ujarnya.

Sampai dengan Kamis kemarin, Pemerintah Kabupaten Muara Enim masih terus memantau desa-desa yang tergenang di dua kecamatan itu untuk memberikan bantuan. Sejauh ini, lanjut Hijasi, belum ada laporan desa yang terisolasi karena banjir. (IAM/DOT)

Post Date : 14 Januari 2005