Banjir Merendam 13.000 Rumah di Jakarta

Sumber:Media Indonesia - 15 November 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

AIR mengepung dan merendam sebagian Ibu Kota. Dari selatan, air yang datang dari Bogor meluapkan Sungai Ciliwung hingga merendam ribuan rumah warga. Dari utara, air laut pasang juga datang dan menggenangi puluhan permukiman. 

Data yang dihimpun Media Indonesia dari Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Banjir dan Penanganan Pengungsi (Satkorlak PBP) DKI Jakarta menunjukkan, banjir akibat meluapnya Ciliwung merendam 13.332 rumah warga dari 9 kelurahan di 6 kecamatan. Ketinggian air mencapai 1 meter hingga 2,5 meter. Sebanyak 2.177 jiwa terpaksa harus mengungsi.

Luapan Sungai Ciliwung mencapai puncaknya sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin. Dua jam kemudian, banjir air pasang (rob) dari laut datang menggenangi tiga kelurahan di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, setinggi setengah meter. Sebanyak 50 rumah terendam. Namun, tidak ada warga yang mengungsi.

Meski belasan ribu rumah terendam banjir, hanya 18% warga yang mengungsi. Menurut Lurah Kampung Melayu Suganda, yang daerahnya diterjang banjir, sebagian besar warga sudah terbiasa dengan banjir yang selalu datang setiap tahun. "Kebanyakan mereka sudah membuat tempat yang tinggi di rumah masing-masing. Sejauh ini situasi aman terkendali," kata Suganda.

Jumlah pengungsi yang paling banyak berasal dari Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Sekitar 1.700 warga dievakuasi ke tempat pengungsian di kantor kelurahan.

Sekretaris Satkorlak PBP DKI Jakarta Harjanto Badjoeri mengklaim bahwa semua aparat di seluruh wilayah Jakarta sudah disiagakan untuk membantu evakuasi warga yang mengungsi.

Namun, sejumlah warga yang berada di lokasi pengungsian menyebutkan bantuan dari pemerintah provinsi sangat minim. "Kami sangat butuh makanan dan obat-obatan," ujar Jufri, warga Cawang Bawah.

Menyerah

Pemerintah mengakui tidak berdaya menghadapi banjir yang tiap tahun menerjang Jakarta. "Dengan berat hati, tiga bulan ke depan (November, Desember, dan Januari) banjir akan melanda Jakarta. Yang bisa kita lakukan adalah menghindari kerugian agar tidak terlalu besar," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto didampingi Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam diskusi bertema Banjir Jakarta dan penanganannya, beberapa waktu lalu.

Fauzi Bowo mengklaim sudah banyak berbuat untuk mengatasi banjir. "Di Pintu Air Manggarai, setiap hari saya angkut 15 truk sampah. Semua itu sia-sia kalau orang tetap membuang sampah ke kali."

Menurut Fauzi, penanganan banjir harus didukung semua pihak. "Kita tidak bisa jalan sendiri. Saya perlu orang yang banyak kerja, bukan yang banyak omong," Fauzi menambahkan.

Banjir yang rutin menimpa warga Jakarta juga membuat Wakil Presiden Jusuf Kalla geram. Kalla menyesalkan masih banyak proyek penanggulangan banjir di Ibu Kota yang belum tuntas.

Proyek Banjir Kanal Timur (BKT) tidak kunjung rampung. Awalnya Pemerintah Provinsi DKI menargetkan pembebasan seluruh lahan BKT sepanjang 23,2 km tuntas pada Desember 2007. Hasilnya sangat buruk. Target pun diubah menjadi akhir 2008. Tapi, lagi-lagi tidak selesai. Target pun mundur lagi, yakni Desember 2009. (Che/Dvd/SM/X-10)



Post Date : 15 November 2008