Banjir Rendam Ratusan Rumah di Solok

Sumber:Media Indonesia - 28 Oktober 2011
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BARU satu hari diguyur hujan, kemarin, sebanyak 635 rumah di Kota Solok, Sumatra Barat, terendam. Banjir di kawasan itu diakibatkan luapan Sungai Batang Lembang yang membelah daerah itu.
 
Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Kantor Kesejahteraan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Solok Aliarman Sirin mengungkapkan hujan yang mengguyur sejak Rabu (26/10) sore telah merendam 635 rumah yang dihuni 2.050 jiwa di enam kelurahan.
 
Perinciannya ialah sebanyak 450 rumah di Kelurahan IX Korong dengan jumlah jiwa sebanyak 1.200 jiwa, 1 rumah (5 jiwa) di Kelurahan Sinapa Piliang, 50 rumah (200 jiwa) di Kelurahan KTK, 80 rumah (400 jiwa) di Kelurahan Koto Panjang, 4 rumah (20 jiwa) di Tanah Garam, dan 50 rumah (225 jiwa) di Kelurahan Aro IV Korong.
 
Selain mengakibatkan 20 hektare sawah warga terancam gagal panen, banjir juga merusak 3 hektare lahan kebun cokelat, 3 kolam ikan, 3 keramba, serta menghanyutkan 15 ayam dan 15 itik milik warga setempat. “Namun, hingga saat ini belum ada laporan adanya korban jiwa,” ujarnya.
 
Air Sungai Batang Lembang mulai meluap sekitar kemarin pukul 01.00 WIB dan mencapai puncaknya pada pukul 04.00. Air kemudian surut sekitar pukul 07.00 hingga pukul 11.00.
 
“Untuk membantu warga korban banjir, kami langsung menurunkan personel siaga bencana dibantu Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana),” ujar Aliarman.
 
Wakil Wali Kota Solok Zul Elfi an dan Kepala Kesbangpolinmas Kota Solok Syaiful Rustam, sekitar pukul 05.00, langsung meninjau lokasi bencana banjir dan menghibur warga yang terkena banjir.
 
Zul Elfian juga langsung menggelar rapat lengkap dengan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengatasi persoalan banjir.
 
“Bagi korban banjir telah kami putuskan untuk sementara diberi bantuan makanan dan minuman,” tuturnya.
 
Suyanto, warga Kota Solok, menyebutkan bahwa dia bersama empat anggota keluarganya belum tidur selama semalaman karena rumahnya terkena banjir.
 
Terancam 
 
Dari Banjarmasin, Kepala Badan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Balitbangda) Kalsel Suriatinah mengutarakan pemerintah daerah harus memperhatikan kondisi lingkungan dan pengaruh perubahan iklim saat ini. `'Dua faktor itu telah memicu terjadinya bencana seperti banjir tahunan di sejumlah wilayah Kalsel,'' ungkapnya.
 
Menurutnya, Kalsel sudah memiliki masterplan penanganan bencana yang diharapkan dapat menjadi acuan pemerintah dalam menyusun program pembangunan. Sebanyak 11 dari 13 kabupaten/kota di Kalsel merupakan daerah rawan bencana banjir.
 
Bahkan, sejumlah daerah menjadi daerah langganan banjir, khususnya daerah yang berada di sepanjang daerah aliran sungai. Kerusakan kawasan hutan di sepanjang daerah aliran sungai dan aktivitas pertambangan dinilai menjadi penyebab terjadinya bencana (TS/Ant/N-1)


Post Date : 28 Oktober 2011