Banyak Pekerja Kesehatan Tidak Cuci Tangan

Sumber:Koran Sindo - 15 November 2010
Kategori:Sanitasi

Ternyata masih banyak pekerja kesehatan yang tidak menjalankan prosedur mencuci tangan selama bekerja. Padahal, penanganan dari pasien satu ke pasien lainnya dan kondisi lingkungan di dalam rumah sakit rentan terhadap kuman.

Kebiasaan menjaga kebersihan tangan telah terbukti dapat mengurangi penyebaran kuman patogen di fasilitas-fasilitas kesehatan. Dalam penularannya, mikroorganisme di lingkungan rumah sakit melalui tangan pekerja kesehatan dapat terjadi dengan berbagai cara. Awalnya, kuman penyakit berpindah dari tangan atau kulit pasien ke barang-barang yang ada di sekitar pasien, semisal pakaian, tempat tidur,selimut,dan lain-lain.

Kemudian,dokter atau perawat pun terkontaminasi saat melakukan pemeriksaan atau perawatan rutin dengan menyentuh kulit pasien atau barang-barang di sekitarnya. Walaupun mereka menggunakan sarung tangan,tapi penyebaran kuman masih dapat terjadi.Kuman penyakit dapat bertahan di tangan para pekerja kesehatan setidaknya selama beberapa menit setelah kontaminasi terjadi.

Tetapi berdasarkan hasil studi di beberapa negara yang salah satunya dilakukanoleh Observational Study of Hand Washing and Infection Control Practices by Healthcare WorkersInfectionControland Hospital Epidemiology, tingkat kebiasaan mencuci atau membersihkan tangan di kalangan pekerja atau tenaga kesehatan di rumah sakit masih di bawah 50%.Bahkan di Indonesia, fakta yang terungkap menunjukkan ternyata para dokter lebih malas cuci tangan dibanding para perawat.

“Risiko penularan kuman penyakit relatif lebih tinggi ketika berada di rumah sakit. Selain karena banyak terjadi interaksi dengan banyak orang, para pasien yang dirawat pada umumnya memiliki daya tahan tubuh yang lemah,” tutur Ketua Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (Perdalin) Prof Dr Djoko Widodo DTM&H SpPD-KPTI. Berkaitan dengan masalah kesulitan yang dihadapi para pekerja kesehatan dalam mematuhi prosedur mencuci tangan selama bekerja, para tenaga kesehatan mengungkapkan beberapa alasan.

Di antaranya kurangnya infrastruktur dan peralatan yang memadai dan letaknya strategis, terlalu sibuk, tangan tidak terlihat atau terasa kotor, bekerja menggunakan sarung tangan, iritasi kulit karena terlalu sering mencuci tangan dengan air dan sabun, sampai alasan bahwa mencuci tangan akan menghabiskan waktu. Sabun memang bahan ampuh untuk menghilangkan minyak, lumpur,dan pengotor organik yang menempel pada kulit tangan dokter atau perawat.Walaupun tidak sebanyak antiseptik, sebagian besar mikroba juga bisa dibasuh dengan sabun.

Cuci tangan menggunakan sabun membutuhkan waktu lebih lama, yakni 40–60 detik. Itu sebabnya, para tenaga kesehatan malas mencuci tangan. ”Padahal, cuci tangan merupakan cara yang mudah. Dan yang harus diingat, dalam membersihkan tangan wajib dilakukan pada 5 momen,” tuturnya dalam acara penandatanganan kerja sama untuk mendorong peningkatan kesadaran kebersihan tangan dan pengendalian infeksi di rumah sakit yang diakukan oleh Perdalin dan Bayer Schering Pharma di Hotel Intercontinental, Jakarta,Kamis (11/11).

Dijelaskan oleh Djoko,lima momen wajib untuk mencuci tangan yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan asepsis, setelah terkena cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien,dan setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.Kelima momen tersebut merupakan prosedur yang paling utama dalam mencegah kuman berkembang biak dan menyebar di rumah sakit. “Strategi paling murah untuk mencegah infeksi di rumah sakit adalah dengan cuci tangan.

Sayangnya, 50% upaya ini gagal di seluruh dunia,” ungkap Sekjen Perdalin Dr Latre Buntaran Sp-MK. Termasuk di negara berkembang, kegagalan tersebut sering dipicu oleh keterbatasan dana untuk mengadakan fasilitas cuci tangan. Namun ketika sudah ada dana, kendala berikutnya yang sebenarnya paling memprihatinkan adalah kurangnya kepatuhan untuk menaati prosedur.

Allen Doumit,Country Division Head Bayer Schering Pharma mengatakan, sebagai perusahaan global yang memiliki kompetensi dalam bidang kesehatan, Bayer ingin berperan aktif dalam upayaupaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di Indonesia. Salah satunya dengan bekerja sama dalam mengampanyekan kebersihan di kalangan pekerja kesehatan.

Kampanye ini juga merupakan bentuk dukungan pada program Save Lives: Clean Your Handsdari the World Health Organization yang bertujuan meningkatkan kebiasaan para pekerja kesehatan membersihkan tangan pada waktu-waktu tertentu dan dengan cara yang benar. ”Melalui kerja sama ini Bayer ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tangan bagi dokter dan perawat untuk mengendalikan penyebaran infeksi di fasilitas-fasilitas kesehatan,” ujarnya di acara yang sama.

Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir merupakan salah satu cara untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dengan sabun dan air bersih yang mengalir, maka kuman-kuman penyebab penyakit akan terbunuh. Upaya yang mudah dan murah ini akan menghindarkan manusia dari kolera,tifus,hingga flu burung. (inggrid namirazswara)



Post Date : 15 November 2010