Banyak Saluran dan Sungai Dipenuhi Sampah

Sumber:Suara Merdeka - 06 November 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
SALATIGA- Sejumlah saluran air dan sungai yang berada di Kota Salatiga diketahui dalam kondisi memprihatinkan, karena banyak endapan lumpur dan sampah.

Dikhawatirkan pada musim hujan mendatang, sampah dan lumpur tersebut mengakibatkan saluran tersumbat.

Selain itu, akan berdampak terjadinya banjir di beberapa lokasi, karena air tidak segera surut dan terserap ke saluran tersebut.

Berdasarkan pantauan Suara Merdeka, saluran yang dipenuhi sampah terlihat di sungai yang mengalir di Pancuran, Kalitaman, Pungkursari, dan Krekesan. Kemudian di Sungai Benoyo, Banyuputih, Nanggulan, dan beberapa sungai lain.

Diketahui, sampah-sampah sengaja digelontorkan warga yang berada di daerah hulu karena kebiasaan membuang sampah di sungai. Beberapa kali juga diketahui melewati daerah pasar dan pusat Kota Salatiga, sebagai sumber sampah.

Sejumlah warga yang berada di bantaran sungai tersebut mengaku resah dengan banyaknya sampah yang terbawa arus air. Selain menimbulkan bau, mereka khawatir saat musim hujan mendatang saluran tersebut tersumbat dan mengakibatkan banjir.

Kepala DPU Ir H Saryono mengatakan, pihaknya telah mengganggarkan dana untuk mengeruk beberapa saluran air yang dangkal dan dipenuhi sampah. Bahkan telah menganggarkan pula untuk perbaikan saluran irigasi yang dilewati beberapa sungai itu.

Khusus untuk dana perbaikan dianggarkan Rp 300 juta bagi saluran di sekitar Jalan Osamaliki dan Tentara Pelajar. Menurutnya, selain memperbaiki saluran, proyek tersebut juga akan membangun pintu-pintu air yang baru. ''Kami sudah menyediakan anggaran untuk perbaikan dan pemeliharaan saluran,'' paparnya.

Tidak Cukup

Saryono mengemukakan, anggaran untuk pengerukan saluran air masih sangat minim dan tidak cukup untuk membersihkan semua saluran yang dipenuhi sampah di Kota Salatiga. Dana untuk pengerukan Rp 40 juta/tahun.

Padahal, pengerukan tersebut hanya bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan berat dan personel tidak sedikit. Meski dana sangat minim, dia berharap dapat dilakukan pengerukan secepatnya sebelum musim hujan tiba.

''Dana pengerukan saluran air baru ada tahun ini, yakni Rp 40 juta/tahun,'' ujarnya. (H2-16s)



Post Date : 06 November 2006