Baru "Kosrek-kosrek" Lantai, Banjir Besar Datang Lagi

Sumber:Kompas - 07 Februari 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Pada Selasa (6/2) dini hari warga Kampung Bali, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, terkecoh oleh keadaan. Mereka sudah bersih-bersih lantai karena air sudah lari dari rumah mereka. Tiba-tiba beberapa menit kemudian banjir kembali menyergap.

"Airnya bahkan lebih tinggi dari banjir kemarin. Dua hari lalu air seperut, tadi pagi malah hampir seleher saya," kata Nurmala (45), warga RT 08 RW 04 Kampung Bali, yang memegang dagu anaknya, Irma Aprianti (17) yang sedang sakit perut, yang meletakkan kepala di pangkuannya.

Nureli (50), tetangga Nurmala, juga merasa kecewa karena mengira banjir sudah selesai. "Saya juga sudah kosrek-kosrek (bersih-bersih) lantai, tiba-tiba air datang lagi," tutur Nureli, yang sama-sama mengungsi di Stasiun Tanah Abang.

Air yang menyergap Kampung Bali itu berasal dari Sungai Ciliwung yang meluap setelah hujan deras disertai angin kencang Selasa kira-kira pukul 04.00.

Nureli dan Atun (50), yang juga pengungsi dari Kampung Bali, sebenarnya sudah ingin kembali ke rumah. "Jatah makanan yang diberikan sejak Jumat lalu hanya nasi dan mi. Kadang-kadang dengan telur ayam," kata Ny Atun yang mengungsi bersama tiga anaknya.

Masalah buang air besar

Persoalan di pengungsian bukan hanya masalah makanan, tapi juga ketika harus buang air besar. Di rumah mereka masing-masing sudah ada WC, tetapi di tempat pengungsian WC menjadi masalah tersendiri. "Ini anak saya sakit perut, buang-buang air. Terpaksa saya bawa ke dekat air, biar mudah buang air," tutur Ny Nurmala.

Di Stasiun Kereta Api Tanah Abang itu memang ada toilet untuk umum dan gratis, tetapi sejak ada pengungsi, pintu toilet itu dikunci. "Saya terpaksa harus buang air di genangan pinggir rel dekat sungai," kata Atun.

Atun dan beberapa pengungsi lainnya yang sempat menuduh pimpinan Stasiun Tanah Abang pelit karena toilet yang ada selalu dalam keadaan terkunci. Ketika hal ini ditanyakan kepada pihak stasiun, Suprapto Wakil Kepala Stasiun Tanah Abang hanya tersenyum. "Toilet sengaja dikunci karena tidak ada air. Listriknya juga mati," kata Suprapto.

Sementara Syafan, Ketua RW 04, Kampung Bali, yang mengoordinasikan sumbangan dan dapur umum di seberang stasiun tersebut mengatakan, di lingkungan RW 04 Kampung Bali yang kebanjiran ada 11 RT, dengan jumlah warga sekitar 1.500 orang. Mereka sebagian mengungsi di Stasiun Tanah Abang dan Mesjid Al Muawanah.(nas)



Post Date : 07 Februari 2007