Belum Ada Bupati yang Lapor soal Banjir di Kalbar

Sumber:Kompas - 04 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Pontianak, Kompas - Meski sejumlah kabupaten di Kalimantan Barat dalam sepekan terakhir ini terendam banjir, sampai sekarang belum ada bupati yang melaporkan bencana itu ke Pemerintah Provinsi Kalbar. Akibatnya, Pemprov Kalbar tidak mengetahui wilayah yang tergenang banjir, kondisi masyarakat korban banjir, dan bantuan yang dibutuhkan.

Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) Kalbar Totot Widya D, di Pontianak, Senin (3/1), menyebutkan, mestinya bupati melaporkan setiap bencana yang terjadi kepada gubernur untuk memudahkan koordinasi dan pemberian bantuan.

"Namun, kenyataannya hingga saat ini tidak ada seorang pun bupati yang wilayahnya terkena banjir melaporkan bencana tersebut ke provinsi," kata Widya.

Padahal, bencana banjir itu tidak bisa dianggap ringan karena terjadi di beberapa daerah, seperti di Kabupaten Bengkayang, Sintang, Sambas, dan Kapuas Hulu. Selain merobohkan jembatan, banjir juga menggenangi ratusan rumah penduduk.

Empat hari terendam

Sementara itu, sedikitnya 90 kepala keluarga warga Desa Tarisi, desa yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Citanduy di wilayah Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah sudah empat hari terendam banjir kiriman akibat meluapnya Sungai Citanduy. Sekitar 192 warga mendirikan bedengbedeng darurat yang didirikan di sepanjang tanggul Citanduy karena ketinggian air di daerah permukiman mencapai 30 cm sampai 90 cm.

Tiga kampung yang terendam banjir adalah Kampung Rangkasan, Sidadadi dan Cikaronje. Tarisi dan beberapa desa di sepanjang DAS Citanduy hilir merupakan langganan banjir yang berasal dari Citanduy. "Hampir setiap musim hujan, terlebih apabila di daerah hulu Citanduy di daerah Jawa Barat turun hujan, hampir diastikan Tarisi mendapat kiriman banjir dari Jawa Barat," ungkap Untung Sukowibowo, Camat Wanareja, Senin.

Meski tidak terdapat korban jiwa atau pun rumah yang rusak berat, akan tetapi banjir yang berkepanjangan menyebabkan aktivitas penduduk setempat terganggu. Sejak November 2004 silam sudah tiga kali sebagian warga Desa Tarisi terpaksa harus meninggalkan rumahnya untuk mengungsi dan tingggal di bedeng darurat yang didirikan ditangggul Citanduy. (ful/nts)

Post Date : 04 Januari 2005