Bencana Banjir Di Tulungagung Semakin Luas

Sumber:Media Indonesia - 31 Mei 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
TULUNGAGUNG (Media): Bencana banjir di wilayah perbatasan Kabupaten Tulungagung dengan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), meluas. Hingga kemarin tercatat tiga jembatan putus akibat terseret arus.

Dari tiga jembatan tersebut dua di antaranya terputus kemarin, yaitu jembatan Wateskroyo dan jembatan Tanggulkundung. Satu lagi terputus pekan lalu, yaitu jembatan Suwaru yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Bandung dengan Kecamatan Besuki (Tulungagung) dan Kecamatan Watulimo (Kabupaten Trenggalek).

Ridho Mahbub, 23, warga Dusun Banjar, Desa Wateskroyo, Kecamatan Besuki, mengatakan, jembatan Wateskroyo sepanjang 150 meter terputus dini hari kemarin sekitar pukul 02.00 WIB akibat terbawa arus Sungai Bandung yang mengalir di bawah jembatan tersebut. Jembatan ini menghubungkan Desa Wateskroyo dengan Desa Siyoto Bagus, Tulungrejo, dan Desa Nglampir.

''Dengan putusnya jembatan itu berarti warga beberapa desa yang ada di barat sungai sudah tidak bisa ke mana-mana lagi. Begitu juga dengan anak sekolah,'' kata Ridho.

Menurut dia, kini ratusan keluarga sedang bersiap-siap untuk mengungsi ke rumah kerabat atau familinya yang berada di bagian timur sungai yang relatif aman dari ancaman banjir. Hingga berita ini diturunkan, tim Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungaguung belum terlihat terjun ke lokasi diguyur hujan sejak Jumat (28/5) malam.

Selain memutuskan tiga jembatan, luapan Sungai Bandung juga merendam ratusan rumah penduduk yang ada di barat sungai. Beberapa ternak mereka seperti ayam dan bebek banyak yang mati akibat bencana itu, demikian juga dengan lahan persawahan terendam.

Kini di kawasan perbatasan Tulungagung-Trenggalek hanya menyisakan satu jembatan lagi, yaitu jembatan Bandung yang ada di ibu kota Kecamatan Bandung.

Jembatan Wateskroyo dan Jembatan Tanggulukundung dibangun pada 2001 dengan biaya sekitar Rp400 juta. Konstruksi jembatan tersebut terbuat dari rangka baja dengan badan jembatan dari papan kayu selebar 1,5 meter.

Selama ini kedua jembatan tersebut berfungsi sebagai prasarana transportasi masyarakat yang ada di bagian barat dengan timur sungai.

Banjirdi Tulungagung dan Trenggalek mulai terjadi umat (28/5) dini hari dan pada Sabtu (29/5) sempat surut. Tetapi, karena hujan kembali mengguyur wilayah tersebut hingga kemarin pagi, maka terjadi banjir susulan.

Dari Banjarmasin dilaporkan, hujan lebat selama sekitar satu jam pada Sabtu (29/5) dini hari membuat sejumlah ruas jalan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), tergenang air.

Banjir antara lain merendam ruas Jalan A Yani km 5,5 hingga km 6 yang hendak dijadikan proyek percontohan uji coba lalu lintas. Penyebab banjir di ruas jalan ini adalah karena adanya sekat pemisah antara jalur cepat dan jalur lambat yang di jalan tersebut.

Sekat setinggi 25 sentimeter itu sejak dibangun sekitar setahun lalu tidak pernah berfungsi sebagai pemisah jalur cepat dan jalur lambat kendaraan bermotor. Pada saat hujan sekat pemisah jalur itu justru menjadi semacam tanggul, sehingga air yang tumpah pada poros tengah ruas jalan menggenang, karena tidak bisa mengalir langsung ke lubang pembuangan.

Padahal, sepanjang sekat untuk uji coba jalur lalu lintas itu terdapat lubang yang diharapkan bisa berfungsi sebagai saluran air agar jangan sampai tergenang. (Ant/N-2)

Post Date : 31 Mei 2004