Berburu Sumber Air di Planet Mars dengan Radar

Sumber:Sinar Harapan - 06 Mei 2005
Kategori:Air Minum
Jakarta Sungguhkah ada sumber air di planet Mars? Kalau memang benar maka berarti kehidupan bisa dimulai di sana. Namun harus bersabar sedikit menunggu hasil kerja radar Marsis yang dimulai pekan ini.

Keberadaan air dan es di planet Mars masih menjadi misteri tersendiri. Radar pada pesawat ulang alik Mars Express yang diprogram mendeteksi keberadaan keduanya akan segera diluncurkan setelah tertunda lebih dari setahun. Penundaaan tersebut diakibatkan para peneliti mengkhawatirkan antena panjang pada radar akan mengenai komponen pesawat. Setelah dilakukan perbaikan, maka ditetapkan persiapan peluncuran akan dilakukan mulai awal pekan ini hingga 12 Mei mendatang.

Radar yang diberi nama Marsis, kepanjangan dari Mars Advance Radar for Subsurface and Ionosphere Sounding ini terdiri atas tiga bagian yang akan keluar dari pesawat secara terpisah. Marsis memiliki kemampuan mendeteksi keberadaan air hingga kedalaman lima kilometer di bawah permukaan Mars.

Hasil dari penjelajahan radar ini sangat dinantikan oleh para peneliti. Jika sukses mendapatkan air, maka temuan tersebut menjadi sumber air terbesar di Planet Merah itu. Sebagian ilmuwan berpikir apabila memang ada sumber air di mars, berarti itu merupakan habitat ideal bagi makhluk hidup untuk berkembang biak. Marsis merupakan sebuah radar sintetis multifrekuensi.

Target utama radar ini adalah memetakan distribusi air, baik dalam bentuk solit maupun cairan yang ada di bawah permukaan daratan Mars.

Selain itu Marsis juga mampu merekam kondisi geologi di bawah permukaan hingga karakterisik serta skala altimetrinya. Kemampuan lain Marsis adalah mengukur kepadatan elektron ionosfer dan meneliti pengaruh matahari serta angin pada kepadatan tersebut.

Hasil Kerja Sama

Marsis adalah instrumen hasil kerja sama ilmuwan Eropa dan Amerika Serikat (AS). Radar ini terdiri atas dua tiang sepanjang 20 meter terbuat dari fiberglass. Antenanya berupa tiang tunggal sepanjang 7 meter yang hanya berfungsi sebagai penerima data. Peranti ini terhubung dengan pesawat pengorbit Mars Express buatan Space Agencys (ESA).

Koreksi pada desain Marsis mulai dilakukan sejak 2004. Pembuat antenanya, yakni Astro Aerospace yang bermarkas di California menyatakan pada tim ilmuwan Marsis ihwal hasil dari pemodelan matematika baru yang mereka temukan. Mereka mengkhawatirkan saat diluncurkan akan terjadi gerakan balik dari antena yang lebih besar jangkauannya dibanding dengan prediksi dengan simulasi beberapa tahun sebelumnya. Ditakutkan ayunan antena tersebut bisa menabrak komponen Mars Express dan berakibat fatal. Maka rencana peluncuran Marsis yang awalnya akan dilakukan pada 27 April 2004 akhirnya diundur.

Investigasi dilakukan secara teliti oleh tim peneliti Jet Propulsion Laboratory (JPL) di bawah naungan NASA selama masa persiapan. Ternyata benar bahwa antena Marsis kemungkinan besar bisa mengayun dan menabrak komponen pesawat saat peluncuran. Pesawat kita terbuat dari bahan yang mudah pecah. Maka bila terjadi tabrakan dengan antena bisa dengan mudah rusak, jelas Profesor Iwan Williams dari Queen Mary College, London, yang juga peninvestigasi Marsis kepada BBC News Online baru-baru ini.

Kompetisi

Setelah perbaikan maka misi pengontrol baru bisa menyatakan kondisi cukup aman. Prioritas utama dari perbaikan ini adalah pesawat pendorong akan diletakkan pada mode kontrol ketinggian yang memungkinkannya untuk bebas bergerak saat peluncuran terjadi sebelum mencapai posisi titik antara matahari dan bumi.

Saat peluncuran, antena bertiang dua akan terbuka lebih dulu, kemudian diikuti dengan antena satu tiang. Langkah ini akan memungkinkan tim pengontrol mengevaluasi keberhasilan dan memutuskan apa yang akan diproses pada fase berikutnya. Pembukaan antena pertama dijadwalkan pada 4 Mei ini, tahap selanjutnya dilakukan tiga atau empat hari sesudahnya. Pihak ESA memaparkan akan melakukan semua persiapan tanpa banyak promosi.

Kami tidak ingin mengumumkan banyak hal sampai berhasil membuka kedua antena sekaligus, ujar juru bicara ESA. Keberhasilan dibukanya antena pertama ini merupakan target minimal agar Marsis bisa bekerja.

Kendati banyak risiko, ilmuwan Wlodek Kofman dari University of Grenoble, Prancis menyatakan mereka cukup optimistis sejauh ini. Ada semacam situasi kompetisi di antara mereka. Kofman yakin dalam tempo satu tahun maka mereka akan berhasil mendatangkan radar baru bagi Mars. Radar yang masih dalam perencanaan tersebut diberi nama Sharad, kependekan dari Shallow Radar yang akan diterbangkan ke Mars oleh Mars Reconaissance Orbiter (MRO) yang masih di bawah naungan NASA.

Apabila peluncuran Marsis sukses, ilmuwan akan mulai bisa mengumpulkan data sejak 17 Mei mendatang.

Tim ilmuwan yang tergabung dalam proyek Marsis memberi prioritas menggunakan radar selama malam Martian. Ini disebabkan atmosfer planet tersebut akan mengalami ionisasi selama siang hari sehingga membuat gelombang radar sulit berpenetrasi. Awalnya misi utama Mars Express direncanakan berakhir pada bulan November, namun para ilmuwan NASA akan memperpanjangnya dengan tujuan data yang didapat akan lebih banyak.(mer)

Post Date : 06 Mei 2005