Bersama Dewan Masjid Mencegah Pencurian Air

Sumber:Majalah Gatra - 09 April 2008
Kategori:Air Minum

PT Thames Pam Jaya terus berupaya mencegah pencurian air. Edukasi masyarakat dilakukan di masjid-masjid lewat syiar Jumat dalam upaya pencegahan pencurian air.

Air adalah kebutuhan utama manusia, bahkan sebelum manusia membutuhkan makanan. Bagi warga kota-kota besar seperti Jakarta, penyediaan air termasuk persoalan terbesar yang penanganannya harus diprioritaskan. Air bersih, bagi sebagian warga Jakarta, bahkan sudah jadi barang langka, yang sangat bergantung pada pasokan.

Di daerah perkotaan pada umumnya, dan Jakarta pada khususnya, sumber daya air sudah sangat langka, sehingga untuk mendapatkan air bersih memang memerlukan biaya karena untuk memproduksi dan mendistribusikan air bersih serta memberikan pelayanan kepada pelanggan juga menelan biaya cukup besar.

Sebagai informasi, untuk mengolah air baku menjadi air bersih, dibutuhkan biaya yang sangat besar, seperti biaya bahan kimia, biaya listrik, dan pemeliharaan pipa. Biaya-biaya ini merupakan komponen yang dibebankan dalam tarif air bersih yang harus dibayar oleh pelanggan/konsumen kepada operator (TPJ).

Masalahnya, penyaluran air bersih seringkali dirugikan oleh tindakan-tindakan tak bertanggung jawab. Kasus pencurian air kerap terjadi, sehingga merugikan para pelanggan air resmi yang telah membayar sesuai dengan ketentuan.

PT Thames Pam Jaya (TPJ) terus berupaya mengatasi pencurian air. Dalam upaya itu, untuk pertama kalinya, TPJ mengajak Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jakarta Pusat untuk menyampaikan pesan-pesan pencegahan pencurian air. Pesan itu disampaikan melalui syiar Jumat di masjid-masjid lingkungan, dan dibantu oleh Komite Pelanggan Air Minum (KPAM) dengan menyebarkan Warta Jumat untuk para jamaah.

Tahap pertama aktivitas syiar Jumat ini digelar di 50 masjid di Jakarta Pusat, yang disertai oleh penyebaran Warta Jumat di sedikitnya 100 masjid selama enam bulan ke depan. Aktivitas ini akan berlanjut pula untuk area Jakarta Utara, kemudian Jakarta Timur.

Penandatanganan kerja sama tahap awal untuk area Jakarta Puat berlangsung pada 14 Maret 2008, usai salat Jumat, di aula kantor Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Naskah kesepakatannya ditandatangani oleh Ketua DMI Kodya Jakarta Pusat KH Rifai Anwar, Ketua KPAM Jakarta Pusat H. Muh. Nuh, serta Direktur Utama TPJ Syahril Japarin.

Syahril Japarin dalam kesempatan tersebut mengatakan, TPJ sepenuhnya menyadari pentingnya masyarakat memahami arti pencurian air dalam konteks keagamaan. ''TPJ mengajak Dewan Masjid Indonesia untuk ikut memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai pencurian air,'' ujar Syahril.

Sebagaimana diketahui, pencurian air merupakan salah satu penyebab utama kehilangan air di wilayah operasional TPJ. Yang lebih memprihatinkan, ternyata pencurian air tidak hanya dilakukan oleh oknum dari kalangan masyarakat maupun rumah tangga biasa, bahkan dilakukan oleh oknum dari kalangan pengusaha/industri. Mereka tidak hanya merusak infrastruktur jaringan air, melainkan juga menyebabkan naiknya biaya pembayaran air bagi semua pelanggan resmi TPJ.

Pencurian air merupakan tindakan yang dapat menghambat kelangsungan layanan air bersih dan merugikan banyak pihak, terutama pelanggan air bersih. Akibat pencurian ini, pelanggan kekurangan pasokan air dan pencurian air juga dapat menyebabkan air bersih tercemar atau terkontaminasi. Tindakan konsumsi liar maupun sambungan liar menyebabkan biaya operasional operator membengkak, dan hal ini dapat mendorong terjadinya penyesuaian tarif.

Sepanjang tahun 2007 saja, TPJ telah menemukan 5.397 kasus konsumsi liar (konsumsi ilegal) yang dilakukan oleh oknum pelanggan TPJ sendiri. Sebanyak 4.961 kasus di antaranya telah terselesaikan. Sisanya masih dalam proses. Selain itu, TPJ juga menemukan 1.156 kasus sambungan liar yang dilakukan oleh non-pelanggan. Kini, sebanyak 820 sambungan liar tersebut telah diputus permanen.

Dengan kerja sama pencegahan pencurian air ini, TPJ berharap bisa makin meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Air adalah kebutuhan utama masyarakat, apalagi bagi penduduk Jakarta yang boleh dibilang sudah kehilangan sumber alaminya. Karena itu, TPJ harus bisa memastikan seluruh warga yang membutuhkannya dapat menerima pembagian air secara merata.



Post Date : 09 April 2008