Buang Sampah Dapat Iming-iming "Voucher" Belanja Gratis

Sumber:Kompas - 20 Juni 2005
Kategori:Sampah Jakarta
WARGA Jakarta sampai sekarang memang belum memiliki kebiasaan membuang sampah dengan baik dan benar. Sampah organik dan non-organik dicampur aduk menjadi satu.

Untuk menghilangkan kebiasaan ini, berbagai iming-iming pun ditawarkan. Salah satunya adalah iming-iming voucher untuk belanja gratis di Carrefour di seluruh Jakarta.

Upaya untuk menyadarkan warga ini diprakarsai oleh empat jaringan radio swasta di Jakarta yang tergabung dalam Jaringan Delta Female Indonesia (JDFI). Keempat radio swasta itu adalah Radio Delta, Female Radio, Radio Prambors, dan Radio One.

Sabtu (18/6) lalu JDFI memprakarsai program "Green Cities, Green Communities". Program ini bertujuan membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap masalah sampah. Program yang melibatkan hipermarket terbesar di Jakarta, Carrefour dan PT Unilever, ini diresmikan Menteri Negara Lingkungan Hidup Rahmat Witoelar dan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Ritola Tasmaya.

Seperti banyak dilakukan di tempat lain, Program "Green Cities, Green Communities" atau GCGC mengajak masyarakat secara aktif untuk memilah sampah organik dan non-organik sejak di rumah masing- masing. Sampah yang sudah dipilah dimasukkan ke kantong dan dibawa ke salah satu cabang Carrefour terdekat.

Jadwal pembuangan sudah ditentukan, yaitu hari Rabu dan Sabtu pukul 10.00-16.00. "Untuk tahun 2005, program ini akan diadakan hingga bulan Desember 2005," kata Malik Sjafei Saleh, Direktur Utama JDFI.

Setiap bungkusan sampah yang diantarkan ke Carrefour akan ditimbang. Hasil timbangan itu akan mendapatkan poin rewards yang secara akumulasi dapat ditukarkan dengan voucher belanja Carrefour.

Sampah-sampah yang terkumpul itu setiap akhir periode akan diangkut dengan truk sampah yang disediakan Dinas Kebersihan DKI. Sampah non- organik, seperti kaleng bekas, botol plastik, kertas, dan tekstil, akan dipilah lagi untuk di daur ulang oleh para pemulung yang dibina oleh Yayasan Kirai.

Selain membagi voucher belanja, tidak ada yang istimewa dalam program itu. Di Kampung Banjarsari, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, ratusan warga sudah melakukan pengelolaan sampah secara mandiri. Mulai dari memilah sampah sampai mendaur ulang dan membuat kompos.

Ironisnya, upaya positif dari banyak warga di Jakarta ini belum mendapat dukungan konkret dari Pemprov DKI. Tidak ada upaya dari pemerintah untuk membuat sistem dan pengelolaan sampah dengan baik. Di TPA Bantar Gebang, sampah warga Jakarta yang mencapai 26.000 meter kubik hanya ditumpuk begitu saja tanpa diolah dengan teknologi yang canggih.

Sampah yang dengan susah payah dipilah-pilah warga dicampur aduk lagi di dalam truk. Alasannya, sampah-sampah itu toh akan tercampur lagi di TPA yang hanya menggunakan sistem sanitary landfill yang dilaksanakan setengah-setengah. Hal ini membuat warga menjadi patah arang. (IND)



Post Date : 20 Juni 2005