Buat Terowongan untuk Antisipasi Kemarau

Sumber:Suara Merdeka - 14 Mei 2005
Kategori:Air Minum
CURAH hujan di Boyolali sejak beberapa pekan ini mulai berkurang. Penurunan curah hujan ini merupakan tanda-tanda musim kemarau akan segera tiba.

Bagi warga Desa Jelok, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, berkurangnya curah hujan akan berdampak pada menipisnya ketersediaan air bersih. Hal ini berdasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

Untuk mengantisipasi musim kemarau dan sekaligus kekurangan air bersih, warga desa akhirnya membuat terowongan pada sebuah bukit. Terowongan yang tembus ke Desa Cabean Kunti, Kecamatan Cepogo itu berukuran tinggi satu meter dan lebar setengah mater. Sampai sekarang, terowongan yang berbentuk seperti gua itu masih dalam proses pengerukan dan setiap hari dikerjakan sepuluh orang. ''Karena masih dalam pengerjaan, saya belum bisa menentukan berapa panjang terowongan, yang pasti tembus ke desa lainnya,'' kata Sarto, salah seorang warga desa.

Saat dilakukan pengerukan terowongan, banyak dijumpai batu-batu cadas. Untuk mengeruk terowongan, para pekerja harus menggunakan lampu senter agar suasana menjadi terang. Pengerukan yang dilakukan oleh warga setempat itu menyerupai penggalian pasir. Mereka yakin terowongan itu kokoh dan sangat kuat, sebab tebing yang dikeruk sangat tebal. ''Jadi, saya yakin terowongan itu tidak akan mudah runtuh kendati diterjang hujan,'' tambah Sarto.

Rembesan Air

Sarto mengatakan, meski masih dalam proses pengerjaan, di dalam terowongan sudah ada genangan air dari rembesan tebing. Selain itu, dari dasar tanah sudah bermunculan air, kendati debitnya relatif kecil. Dari debit air dan rembesan tebing, akan terakumulasi sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan warga sehari-hari.

''Jika terowongan sudah selesai, saya yakin warga tidak akan kekurangan air bersih lagi,'' katanya. Selama ini, untuk kebutuhan sehari-hari warga bergantung pada kumpulan debit air yang ada di desanya.

Selain itu, mengambil dari desa lainnya. Padahal untuk mengambil air itu memerlukan biaya transportasi. Dengan demikian, warga harus mengeluarkan uang. Diharapkan dalam jangka satu bulan, terowongan sudah selesai.

Salah seorang warga lainnya Narto mengatakan, kondisi air dalam terowongan cukup baik dan sangat jernih. Dengan demikian, tidak hanya untuk keperluan mencuci tetapi juga untuk kebutuhan minum. Warga cukup puas karena apa yang telah mereka lakukan selama ini tidak sia-sia. Biaya untuk membuat terowongan dilakukan dengan swadaya.

Kepala Desa Caben Kunti Suroto kepada wartawan mengatakan, salah satu tujuan membuat terowongan adalah mengalirkan air dari desanya ke Desa Jelok. Dengan demikian, warga desa lain tidak mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Dia berharap terowongan yang kini masih dalam proses pengerjaan itu akan cepat selesai. (Suti Harjoyo-51hm).

Post Date : 14 Mei 2005