Bukan Pengungsi Ikut Antre di Instalasi Air

Sumber:Media Indonesia - 31Januari 2005
Kategori:Aceh
BANDA ACEH (Media): Ratusan penduduk Banda Aceh setiap harinya, pagi dan sore hari, antre di instalasi air bersih yang dikelola tentara Australia. Namun, kebanyakan di antara mereka bukan pengungsi.

"Rumah saya tidak apa-apa, saya antre di sini karena airnya tidak perlu lagi dimasak dan bisa langsung diminum. Lagi pula kita diberi secara cuma-cuma, termasuk jerikennya," kata seorang ibu penduduk Aceh yang tidak bersedia disebutkan namanya di Banda Aceh, kemarin.

Pasukan Australia mengoperasikan instalasi air bersih di kawasan Jembatan Perak Krueng Aceh, yang lokasinya berada di pusat kota dan berada di sisi Gereja Hati Kudus Banda Aceh.

Dengan menenteng jeriken atau botol isi ulang, penduduk Aceh terlihat tertib antre untuk mendapat air. Mereka yang membawa jeriken yang telah diberi oleh tentara Australia sebelumnya, atau jika membawa botol isi ulang akan lebih cepat mendapatkan air.

Namun, mereka yang tidak membawa jeriken atau botol, tetap juga mendapat jeriken dan air siap minum yang diberikan tentara Australia. Setiap orang biasanya memperoleh dua jeriken yang isinya masing-masing sekitar 15 liter.

Untuk mendapat air bersih itu, warga harus antre mulai pukul 08.00-11.00 WIB, dan pada sore hari mulai pukul 15.00- 17.00. Namun, sering kali waktu pemberian air lebih lama jika penduduk yang antre banyak.

Bukan hanya pengungsi yang antre untuk mendapat air, pasukan TNI yang tengah membersihkan kota atau melakukan patroli juga memperoleh air bersih. Sementara itu, pasukan TNI tetap melakukan penjagaan, sedangkan pendistribusian air bersih sepenuhnya ditangani tentara Australia.

Puji CN-235

Sejak gempa dan tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004, militer dari berbagai negara ikut membantu di sana, termasuk tentara Malaysia.

Kapten Penerbang Mohammad Azmi dari Divisi-1 Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) memuji keandalan pesawat transpor CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia di Bandung.

"Enak sekali pesawat ini diterbangkan, pilot sangat friendly (mudah dikuasai pengendaliannya oleh penerbang)," kata Azmi, penerbang muda TUDM, di Landasan Udara Sultan Iskandar Muda, kemarin.

Azmi yang markasnya berpangkalan di Lanud TUDM Subang sedang bertugas membantu militer Malaysia dalam operasi pendistribusian barang-barang kemanusiaan untuk para korban bencana gempa dan tsunami di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. (Ant/P-1)

Post Date : 31 Januari 2005