Cara Mudah Membeli Air Minum

Sumber:Majalah Gatra - 15 - 21 Maret 2007
Kategori:Air Minum
Pembelian saham Thames PAM Jaya sempat memicu perseteruan Gubernur Jakarta dengan DPRD. Investor baru sempat dituding sebagai perusahaan ''liar''. Pengalihan saham itu dianggap mengabaikan prosedur.

Hampir saja Sutiyoso ''terjungkal'' karena air, tapi bukan banjir. Pangkalnya, Gubernur DKI Jakarta itu menyetujui akuisisi Perusahaan Air Minum Jakarta Raya (PAM Jaya) oleh Aquatico. Gara-gara itulah, anggota DPRD DKI Jakarta meradang. Para anggota dewan mengancam bakal mengajukan hak interpelasi kepada sang gubernur. Namun rencana tersebut terpental lantaran lobi yang dilancarkan Bang Yos --panggilan akrab Sutiyoso-- pertengahan Januari lalu.

Toh, penolakan tidak pernah berhenti. Misalnya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terus menggalang penolakan atas rencana pembelian Thames PAM Jaya (TPJ) oleh Aquatico --perusahaan milik Recapital Advisor itu. ''Bubarkan saja DPRD jika tidak bisa berbuat apa-apa,'' ungkap Nurmansyah Lubis, Sekretaris Komisi Perekonomian DPRD DKI Jakarta yang menggagas interpelasi.

Genderang perang antara Pemerintah DKI Jakarta dan anggota DPRD berkumandang sejak muncul rencana pengambilalihan saham TPJ di PAM Jaya oleh Aquatico Pte Ltd. Perusahaan yang berbasis di Singapura itu berminat menjadi investor baru menggantikan Thames Water, sejak akhir tahun lalu.

Jika Pemda DKI dan PAM Jaya setuju menjual 100% saham Thames Water di TPJ, Aquatico pun menyiapkan dana segar US$ 15 juta. ''Dana segar itu untuk membangun pengolahan air bersih yang langsung bisa diminum dan untuk membangun jaringan pipa baru,'' kata Dirut PT Recapital Advisor, Rosan P. Roeslani.

Agar air bersih produksi TPJ dapat diminum langsung oleh masyarakat, ada dua hal yang dilakukan, yakni membangun instalasi pengolahan air bersih menjadi air yang langsung bisa diminum. Selain itu, jaringan pipa perlu diremajakan karena umurnya sudah renta. ''Jaringan pipa itu dibangun sejak zaman Belanda,'' ujar Rosan.

Rencana Recapital mengakuisisi TPJ merupakan langkah awal untuk merambah sektor bisnis infrastruktur air. ''Kami juga berminat menjadi investor di PDAM Bandung dan Tangerang,'' kata Rosan. Recapital kepincut bisnis pengelolaan air minum setelah pemerintah menawarkannya pada ''Infrastructure Conference and Exhibition'', awal November lalu. Aquatico akhirnya memenangkan tender terbatas penjualan 100% saham Thames Water di TPJ.

Thames sendiri mesti hengkang menyusul keputusan kantor pusatnya di London untuk fokus di Eropa dan Amerika. Seluruh investasi di Asia, seperti di Thailand, Cina, termasuk Indonesia, harus keluar. RWE Thames Water, grup perusahaan yang bermarkas di Jerman, selaku pemilik saham Thames Water Operation Limited (TWOL) yang berkedudukan di British Virgin Island, kemudian menunjuk Goldman Sachs (financial advisor) untuk melakukan proses bidding internasional. Hasilnya, Aquatico Pte Ltd dinyatakan sebagai pemenang tender.

Sebelum Pemprov DKI Jakarta dan PAM Jaya setuju, mereka membentuk tim gabungan. Tugasnya adalah melakukan due diligence terhadap Aquatico yang dimiliki konsorsium Recapital Advisor dan Glendale Partners. Anggota tim adalah wakil Pemprov DKI, PAM Jaya, Wakil Departemen Pekerjaan Umum, Bank Dunia, dan Badan Regulator PAM Jaya.

Pada 27 November 2006, tim gabungan memberikan rekomendasi agar penjualan 100% saham Thames kepada Aquatico dihentikan. Alasannya, pemilik Aquatico bukan Recapital dan Glendale, melainkan Arrozes Limited dan Praeo Limited, yang berkedudukan di Tortola British Virgin Island. Legal opinion yang dikeluarkan Notaris Haridass & Partners di Singapura menyatakan bahwa pembeli 100% saham TPJ itu adalah perusahaan liar.

Atas permintaan Bang Yos, tim gabungan meminta opini hukum Aquatico Pte Ltd ke Singapura, lantaran perusahaan itu berkedudukan di ''negeri singa''. Legal opinion merupakan satu persyaratan persetujuan penjualan saham TPJ tersebut. Anehnya, Notaris Haridass Ho & Partners menyebutkan bahwa Aquatico Pte Ltd tidak terdaftar di Singapura.

Isu tak sedap itu dimentahkan pihak Recapital. Perusahaan investasi yang dikendalikan dua sohib, Rosan P. Roeslani dan Sandiaga Uno, itu pun buru-buru memberikan legal opinion pada 29 November 2006 kepada PAM Jaya, gubernur, dan wakil gubernur. Isinya, Arrozes Limited dan Praeo Limited yang berkedudukan di Tortola British Virgin Island adalah perusahaan milik Recapital dan Glendale.

Kedua perusahaan itu merupakan SPV (special purpose vehicle) Recapital agar mudah melakukan penggalangan dana (fund-raising). ''Jika menggunakan Undang-Undang Perseroan Terbatas di Indonesia, masih sulit untuk melakukan fund-rising karena mesti lapor BKPM dan Bank Indonesia,'' Rosan berkilah.

Gayung bersambut. Tim gabungan yang melakukan uji tuntas akhirnya mengeluarkan rekomendasi pada Pemprov DKI untuk menyetujui pengalihan saham tersebut. Semudah itukah?

Menurut Sutiyoso, tim gabungan yang beranggotakan unsur badan regulator, PAM Jaya, Departemen Pekerjaan Umum, Bank Dunia, dan Badan Regulator Pusat serta daerah telah menyampaikan sejumlah temuan akhir. Hasil penelusuran yang dilakukan tim gabungan, terdapat lima temuan baru yang akan ditambahkan pada tujuh persyaratan yang ada sebelumnya. ''Lima temuan itu ditambah dengan tujuh persyaratan yang sudah ada, maka akan menjadi 12 butir persyaratan yang harus dipenuhi Aquatico bila ingin membeli saham TPJ,'' ujar Sutiyoso.

Menurut Sutiyoso, status Aquatico secara resmi dan jelas dimiliki langsung oleh Recapital dan Glendale, dan ada jaminan tidak akan terjadi cross default atau transfer pricing. Yang dimaksud cross default dan transfer pricing, bila Recapital maupun Glendale mengalami kerugian dalam bidang usaha lainnya, tidak akan membebankan kerugian itu pada Aquatico.

Begitu pula, keuntungan yang didapat Aquatico hanya untuk keperluan bisnis air yang terkait di TPJ. Selain itu, kesediaan untuk mengamandemen perjanjian kerja sama, di mana imbalan dan tarif air akan dikaitkan dengan kinerja TPJ. Selama ini, kenaikan tarif secara berkala atau penyesuaian tarif otomatis dilakukan tanpa mengaitkan dengan kinerja operator air minum. ''Nantinya, setelah amandemen perjanjian kerja sama, hal itu tidak akan terjadi lagi,'' kata Sutiyoso.

Selain itu, ada komitmen untuk mengucurkan dana segar bagi keperluan investasi sebesar US$ 15 juta. Yang terakhir, pihak Recapital selaku investor baru PAM Jaya menjamin bahwa pihaknya merupakan profesional di bidang pengelolaan air.

Ketua Tim Gabungan, Sumaryanto, mengakui bahwa tim sempat menolak penjualan saham kepada Aquatico. ''Itu karena diduga Aquatico tidak dimiliki langsung oleh Glendale dan Recapital,'' ujarnya. Namun, setelah dilakukan verifikasi, hasil kajian hukum kantor pengacara di Singapura mementahkan dugaan tersebut. Maka, setelah mendapat rekomendasi itu, Sutiyoso segera mengirim surat persetujuan kepada Direktur PAM Jaya, yang selanjutnya meneruskannya pada pihak Aquatico.

Meski sudah mencapai kata mufakat, toh proses lego PAM Jaya itu mencuatkan kekhawatiran banyak pihak. Menurut Benny D. Setianto dari Amrta Institute NGO for Water Literacy, mitra swasta PAM Jaya seharusnya memiliki keahlian di bidang pengelolaan air. Karena itu, untuk pengalihan saham lebih dari 51%, seharusnya lebih dulu dilakukan due diligence terhadap perusahaan-perusahaan yang mengajukan penawaran.

Tiga pihak yang mengajukan penawaran membeli saham TPJ, yaitu Aquatico (Glendale Partners dan Recapital Advisor), Ranhill Utilities, dan Jakpro-Vermont (PT Jakarta Propertindo dan Vermont International Limited), harus melalui due diligence terlebih dulu. ''Perlu dilihat siapa yang memiliki manajemen profesional untuk usaha pengelolaan air. Setelah itu, barulah dilihat kemampuan finansial untuk melakukan investasi dan kerja sama dengan PAM Jaya,'' ungkap Benny.

Proses inilah yang sengaja dilompati dalam upaya melakukan pengalihan saham PT TPJ. Prefered bidder tiba-tiba ditetapkan terlebih dahulu, baru setelah itu dilakukan due diligence. Karena telanjur berpindah tangan, ditambah pula pernyataan Thames Water yang menarik diri dari bisnis air di Indonesia, maka skenario due diligence akan ''disesuaikan''. Sebuah solusi yang amat mudah, tapi berakibat buruk di masa datang. Heru Pamuji



Post Date : 15 Maret 2007