Cerita Keberhasilan Pemicuan CLTS dari Desa Batu Ampar bersama Ibu Salmia

Sumber:STBM Indonesia - 09 Februari 2011
Kategori:Sanitasi

Berawal dari keinginan untuk perubahan yang akan dilakukan telah membuat ibu Salmia, perempuan yang berasal dari desa Batu Ampar Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu Selatan berusaha untuk melakukan perubahan tanpa ada paksaan untuk membuat jamban sederhana sendiri tanpa adanya bantuan orang lain. Salmia adalah sosok ibu rumah tangga dengan beban 3 orang anak dan suami yang bekeja keras sebagai petani, terkadang sering ditinggal mencari nafkah ke dalam hutan.

Ibu Salmia tergerak hatinya secara sukarela untuk membuat jamban disebabkan oleh pemicuan yang dilakukan fasilitator kesehatan pada kegiatan pemicuan CLTS yang mengajarkan tentang budaya hidup bersih dan sehat sehingga telah menggugah hati masyarakat Desa Batu Ampar untuk sadar akan pentingnya Jamban sedehana atau buang air besar tidak sembarang lagi, selama ini masyarakat Desa Batu Ampar terbiasa buang air besar sembarangan baik itu di kebun ataupun dibelakang rumah yang dapat menimbulkan penyakit dan bau yang tidak sedap, sehingga dengan adanya pemicuan CLTS yang dilakukan oleh Fasilitator Kesehatan dan didukung oleh konsultan kesehatan makin membuat kesadaran masyarakat Desa Batu Ampar lebih tinggi, ditambah lagi adanya sarana air bersih yang akan dibangun oleh Program CWSHP sehingga menimbulkan antusias melakukan masyarakat Desa Batu Ampar untuk bergotong royong menggali lubang di rumah masing masing guna membuat jamban sederhana.

Ibu Salmia sebagai warga masyarakat Desa Batu Ampar tidak ketinggalan berdiam diri untuk membuat jamban sederhana. Selama dua hari, ibu Salmia mengali lubang seluas 1,5 meter lalu membuat dudukan kloset dengan 2 buah papan yang disejajarkan dan di dekat lubang tersebut dipasang bambu untuk saluran pembuangan tinja, setelah itu membuat dindingnya dari bekas spanduk yang tidak digunakan lagi. Sampai sekarang jamban sederhana tersebut masih dipakai oleh keluarga ibu Salmia dan ada keinginan beliau untuk membuat jamban tersebut yang lebih baik. Satu kata yang dapat kita petik dari penuturan ibu Salmia adalah bahwa dari keterbatasan dan kemampuan yang beliau miliki masih munculnya kesadaran untuk melakukan perubahan yang selama ini tidak baik menjadi yang lebih baik. (CWSHP Bengkulu Selatan) Novisyanti



Post Date : 09 Februari 2011