Ciliwung Sungai Sampah

Sumber:Kompas - 12 Desember 2006
Kategori:Sampah Jakarta
Jakarta, Kompas - Sungai Ciliwung yang membelah Kota Jakarta dan menjadi sumber bahan baku air minum semakin dipenuhi sampah. Sebagian bantaran sungai yang seharusnya hijau telah berubah menjadi tempat pembuangan sampah rumah tangga dan sisa-sisa proyek pembangunan.

Berdasarkan pengamatan saat menyusuri Sungai Ciliwung dari Tanjung Barat hingga Pintu Air Manggarai, Sabtu (9/12), sampah plastik memenuhi sungai, baik di tepi maupun tengah sungai.

Bahkan, di sepanjang aliran sungai terdapat delapan lokasi pembuangan sampah dengan lahan cukup luas. Beberapa orang pembawa gerobak terlihat membuang sampah ke lokasi-lokasi itu. Selain delapan lokasi itu, masih ada lebih dari 20 lokasi lain yang juga dijadikan tempat pembuangan sampah, dengan luas lebih kecil.

Perahu karet yang digunakan Kompas belasan kali terpaksa berhenti karena baling-baling mesin tersangkut sampah plastik. Sampah yang sebagian berupa kantong plastik juga menyangkut di pohon-pohon di tepi sungai seolah menyelimuti pohon-pohon itu.

Di jembatan Jalan TB Simatupang, beberapa warga yang berkendara melemparkan sampah yang dibungkus kantong plastik.

Tidak hanya sampah plastik yang ditemui di sana. Kasur, kursi kayu, bantal, kain perca, dan tas bekas bisa ditemui dengan mudah. Bahkan, gelondongan tiang beton dengan diameter satu meter bekas proyek pembangunan juga ditemui di tepi sungai di Pejaten Timur, Jakarta Selatan.

Sampah di sepanjang aliran sungai dan di tempat-tempat pembuangan liar itu menghambat arus air karena masuk ke dalam aliran sungai.

Dipadati permukiman

Bantaran Ciliwung mulai Tanjung Barat hingga Pejaten Timur tampak masih ditumbuhi berbagai jenis pohon, seperti bambu, pisang, dan rambutan. Setelah jembatan Jalan MT Haryono hingga menjelang Pintu Air Manggarai, bantaran dipenuhi rumah-rumah warga.

Banyak warga yang tinggal di tepian sungai mencari nafkah dengan mengambil sampah plastik yang bisa didaur ulang.

Sengaja dibiarkan

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Rama Budi menyebutkan, pemerintah tidak pernah mengizinkan dibangunnya tempat pembuangan sementara di tepi sungai. Sampah sengaja dibiarkan menumpuk karena, jika diangkut, justru mendorong warga lain membuang sampah di lokasi itu.

"Persoalan sampah di Ciliwung sudah sangat kompleks karena melibatkan masyarakat di hulu hingga hilir sungai. Selain itu, terdapat masyarakat miskin yang menghuni bantaran sungai sehingga semakin memperbanyak pembuangan sampah," katanya.

Berdasarkan perhitungan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, terdapat 100-600 meter kubik sampah per hari yang dibuang ke Sungai Ciliwung. Persoalan yang sama juga dialami 12 sungai lainnya. Hal itu menyebabkan dinas kebersihan tidak sanggup menangani semuanya. Apalagi, pembersihan hanya dilakukan secara manual.

Sekretaris Daerah DKI Jakarta Ritola Tasmaya mengatakan, pemerintah provinsi berencana merelokasi penduduk yang tinggal di bantaran sungai. Sekitar 35.000 rumah susun telah disiapkan bagi warga. (arn/amr/eca)



Post Date : 12 Desember 2006