Cisadane Kian Tercemar

Sumber:Kompas - 18 Januari 2008
Kategori:Air Limbah
TANGERANG, KOMPAS - Pencemaran di Sungai Cisadane makin mengkhawatirkan. Limbah industri menjadi penyebab utama pencemaran di sungai sepanjang 140 kilometer yang mengalir dari Bogor hingga Tangerang. Selain itu, hutan di sekitar sungai yang berhulu di lima gunung itu tinggal 7,3 persen.

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengungkapkan hal itu di sela-sela kunjungannya ke PT Indah Kiat di Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (17/1). Rachmat bersama para deputinya melihat langsung pengolahan limbah pabrik kertas warna terbesar di dunia itu yang dinilai sangat baik.

Hadir, antara lain, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Komisaris Utama PT Indah Kiat G Sulistyanto.

Rachmat Witoelar bersama rombongan menyusuri Sungai Cisadane. Sedikitnya terdapat 16 industri di Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane yang disusuri. Dari inspeksi itu, Rachmat menemukan sebuah pabrik tisu PT PUP yang mencemari sungai. "Industri itu melemparkan limbah langsung ke sungai tanpa melalui pengolahan limbah. Semua parameter lingkungan tidak dipenuhi. Instalasi pengolahan air limbah belum ada. Pelanggaran atas lingkungan hidup akan dikenai sanksi tegas. Penanggung jawabnya adalah direksi," ujar Rachmat.

Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah menambahkan, dari 140 kilometer panjang Sungai Cisadane, 79,6 km di antaranya masuk wilayah Banten. Atut berharap problem di hulu sungai, di Bogor, Jawa Barat, juga dipecahkan. "Percuma jika hulu sungai ini tidak bersih. Kami yang di hilir tetap kena dampaknya," katanya.

Penyebab utama pencemaran adalah limbah industri yang berdiri di sepanjang DAS Cisadane mulai dari hulu, tengah, sampai hilir. Selain itu juga limbah domestik dari permukiman.

Sungai Cisadane berhulu di Gunung Gede, Pangrango, Salak, Kendeng, dan Awi Bengkok. Hutan di sekitar sungai ini, berdasarkan citra satelit tahun 2005, tinggal 7,3 persen. "Mungkin tahun ini jumlahnya makin menyusut. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius," kata Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Sungai dan Danau, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Antung Dedy.

Kondisi air di hilir, di mana bahan bakunya digunakan untuk PAM Kabupaten Tangerang, juga tercemar golongan III. "Padahal, idealnya bahan baku air minum harus pada tingkat pencemaran golongan I. Ini sudah mengkhawatirkan," ungkapnya.

Namun, Antung mengatakan, dibandingkan dengan Sungai Ciliwung, pencemaran di Sungai Cisadane masih lebih baik. "Pencemaran di Ciliwung sangat parah, apalagi yang masuk wilayah DKI Jakarta," ungkapnya. (KSP)



Post Date : 18 Januari 2008