DAS di Pulau Jawa Kritis

Sumber:Kompas - 16 Januari 2008
Kategori:Drainase
jakarta, Kompas - Sebanyak 116 dari 141 daerah aliran sungai atau DAS di Pulau Jawa dalam kondisi memprihatinkan. Degradasi kualitas lahan membuat daya serap tanah terhadap air hujan hanya 46 persen. Tanpa penanganan serius, ancaman banjir dan longsor akan terus terjadi walau curah hujan relatif normal.

"Banyak pelanggaran aturan dalam pengelolaan DAS sehingga kawasan lindung yang seharusnya dikonservasi menjadi rusak. Ini harus dihentikan," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan Sunaryo di Jakarta, Selasa (15/1).

Sebanyak 16 DAS, termasuk kategori I, membutuhkan penanganan serius karena kerusakannya sangat kritis. DAS Solo, misalnya, hanya memiliki hutan 19 persen dari sedikitnya 30 persen yang dibutuhkan.

Adapun 100 DAS lainnya, termasuk kategori II, yang jika terlambat direhabilitasi bisa tambah rusak. Kondisi tak jauh berbeda juga terjadi di luar Jawa, yaitu 175 dari 326 DAS sudah rusak.

Tekanan pertumbuhan penduduk yang berdampak pada perubahan fungsi lahan merupakan penyebab utama. Sebagian besar kawasan DAS di Jawa berubah menjadi permukiman, kawasan industri, dan pertanian.

Dephut sebenarnya memiliki Balai Pengelolaan DAS. Namun, lanjut Sunaryo, selama ini perannya kurang optimal karena lebih fokus pada rehabilitasi hutan dan lahan.

Program Gerhan

Sunaryo mengatakan, program Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) akan diprioritaskan di kawasan DAS yang kritis.

Program Gerhan 2008 telah mendapat alokasi anggaran Rp 325 miliar ditambah luncuran dana tahun 2007 sebesar Rp 1,7 triliun akan dipakai merehabilitasi lahan seluas 1,7 juta hektar.

Guru besar Konservasi Tanah dan Air Institut Pertanian Bogor Naik Sinukaban mengatakan, pemerintah seharusnya konsisten dalam menanggulangi degradasi lahan DAS.

Pemerintah harus segera meninjau ulang tata ruang wilayah untuk mengembalikan fungsi DAS yang sebenarnya.

Kelambanan pemerintah mengembalikan fungsi DAS hanya bisa menambah kerugian rakyat. Sinukaban mengatakan, pihaknya pernah meneliti tren peralihan fungsi DAS dan perubahan curah hujan tahun 1996.

Salah satu kesimpulan penelitian tersebut adalah bencana banjir bakal banyak terjadi tahun 2012. "Kenyataannya, bencana banjir yang meluas di Jawa terjadi lebih cepat dari prediksi kami," ungkap Sinukaban

. Greenomics Indonesia pernah mengingatkan kerusakan ekologis 123 DAS di Jawa (Kompas, 4/12/2007).

Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi mengungkapkan, sedikitnya 10,7 juta hektar DAS dan sub-DAS rusak akibat perubahan fungsi lahan dan bisa menimbulkan kerugian Rp 136,2 triliun per tahun bagi sektor pertanian. (ham)



Post Date : 16 Januari 2008