Debit Air di Tiga Danau Surut Ribuan Warga Cirebon Terancam Kekeringan

Sumber:Media Indonesia - 24 Agustus 2004
Kategori:Air Minum
Debit air di tiga danau di Cirebon Timur, Jawa Barat, semakin menyusut hingga kedalaman sekitar 7-11 meter dari permukaan. Akibatnya tiga kecamatan dan belasan desa di sana terancam kekeringan.

Tiga danau yang berlokasi di wilayah Cirebon Timur itu adalah Setu Patok, Pengasinan, dan Danau. Tiga danau tersebut biasanya diandalkan penduduk sekitar untuk keperluan rumah tangga dan pertanian. Akibat debit air mulai menyusut, ribuan penduduk terancam tidak mendapatkan air bersih.

Berdasarkan pemantauan Media di Danau Setu Patok yang berlokasi di Desa Sinarancang, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, debit air menyusut hingga 11 meter dari permukaan.

Air Danau Setu Patok yang sejak dulu digunakan untuk keperluan pabrik gula (PG) Sindang Laut dan pertanian sejumlah desa nyaris tidak bisa menyuplai air lagi. Akibatnya, mesin ketel uap pabrik gula pun terancam meledak akibat kepanasan.

Menurut Kepala Desa Sinarancang Caca Efendi, kemarin, danau seluas 176 hektare itu terjadi pendangkalan dan tertutupnya sumber mata airnya. "Danau itu jadi tadah hujan. Sayangnya, penduduk Sinarancang tidak dapat menikmati air danau itu karena disedot ke sebelas desa yang ada di sekitar danau. Kami malah tidak kebagian, padahal lokasi danau berada di desa kami," kata Caca mengeluh.

Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Cirebon Yadi Junuryadi mengatakan, kondisi lebih parah justru terjadi di Danau Pengasingan, Desa Kertawinangun, Kecamatan Sedong, Kabupaten Cirebon. Di danau itu, kata Yadi, sudah menyusut hingga ke dasar tanah.

Danau Pangasinan, yang memiliki luas 200 hektare, kondisinya sangat parah. Tidak ada sekubik air pun yang bisa dimanfaatkan untuk persediaan air di musim kemarau ini. Kondisi serupa juga terjadi di Danau Ambit, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.

Menurut Direktur Yayasan Bantuan Lembaga Hukum YLBH) Yoyon Suharyono, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon harus peduli dengan kondisi air danau yang kini sudah mengering. "Perlu sentuhan pemerintah, karena tiga danau itu tadinya dikhususkan untuk persediaan air di waktu kemarau dan penampungan air di saat musim hujan," kata Yoyon.

Penyaluran terhambat

Kondisi kekeringan juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng). Di Klaten, misalnya, 26 desa membutuhkan suplai air bersih. Namun, penyalurannya mengalami hambatan. Selain jumlah armada tangki terbatas, jalan menuju lokasi rusak berat akibat aktivitas truk pengangkut pasir. Ke-26 desa rawan air bersih itu terdapat di Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Tulung, dan Jatinom.

Kepala Bagian Sosial Pemkab Klaten Wagiono, kemarin, menyebutkan sebanyak 429 keluarga saat ini membutuhkan bantuan air bersih untuk kebutuhan rumah tangga. Namun, kebutuhan mereka belum semua terlayani karena keterbatasan mobil tangki. "Kami memiliki lima armada, tapi hanya empat yang beroperasi," katanya.

Kondisi serupa juga terjadi di Banyumas. Dari 14 kecamatan yang mengalami kekeringan, baru lima kecamatan yang mendapatkan pasokan air bersih. "Kami baru dapat memasok ke lima kecamatan itu, karena kelima kecamatan, kondisinya cukup parah. Di samping itu, kesulitan yang kita alami adalah terbatasnya armada pengangkut air," kata Kepala Bagian Sosial Pemkab Banyumas Budi Pramono.

Adapun 14 kecamatan yang mengalami kekeringan, yakni Jatilawang, Gumelar, Wangon, Ajibarang, Kebasen, Tambak, Sumpiuh, Kalibagor, Rawalo, Somagede, Cilongok, Patikraja, Purwojati, dan Purwokerto Selatan.

Selain di Kendal dan Banyumas, kekeringan juga terjadi di Kecamatan Batang, Jateng. Sejumlah sungai dan sumur di daerah itu mulai mengering, sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih. Dari Banjarmasin dilaporkan, akibat musim kemarau, sungai-sungai mulai mengering, sehingga mengganggu distribusi air untuk pertanian dan kebutuhan warga.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Banjar, Syahda Mariadi, kemarin mengatakan, kekeringan telah mengganggu kehidupan masyarakat di sana. "Selain mengakibatkan keringnya lahan-lahan pertanian juga di sebagian desa masyarakat mulai kesulitan air untuk keperluan sehari-hari," katanya. (SR/JS/LD/AS/DY/N-3)

Post Date : 24 Agustus 2004