Debit Air Sungai Citanduy Mulai Turun

Sumber:Kompas - 30 Juli 2004
Kategori:Drainase
Ciamis, Kompas - Debit air Sungai Citanduy saat ini mulai berkurang. Meski demikian, sebagian petani di Ciamis, Jawa Barat, masih ada yang memaksakan diri menanam padi. Padahal, air untuk sawah mereka bersumber dari sungai tersebut.

Kepala Proyek Wilayah Sungai Citanduy-Ciwulan Direktorat Sumber Daya Air Agus Rahardjo menuturkan, saat ini debit air Sungai Citanduy tinggal sekitar 20 meter kubik per detik atau sudah mencapai titik terendah.

Pasalnya, debit air sungai, yang di bagian hulu menjadi batas wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis serta di bagian hilir digunakan untuk batas antara Provinsi Jabar dan Jawa Tengah itu, selama ini berkisar 20 meter kubik hingga 1.750 meter kubik per detik.

"Tiadanya hujan beberapa minggu terakhir di Tasikmalaya dan Ciamis menjadi penyebab utama turunnya debit air Sungai Citanduy," kata Agus, Kamis (29/7).

Dengan asumsi setiap hektar sawah membutuhkan 1,1 liter air per detik, lanjutnya, dengan debit air sekarang Sungai Citanduy hanya dapat mengairi sekitar 18.180 hektar sawah.

"Jadi, air Sungai Citanduy sudah tidak cukup untuk mengairi sawah yang selama ini menggantungkan pasokan air dari sungai itu," ungkap Agus.

Saat ini air dari Sungai Citanduy setidaknya digunakan untuk mengairi 32.500 hektar sawah di Kecamatan Lakbok, Ciamis, dan Sidareja, Cilacap (Jateng). Perinciannya, 6.000 hektar sawah di Lakbok utara, 4.000 hektar di Lakbok selatan, dan 22.500 hektar sawah di Sidareja, Cilacap.

"Sekarang sebagian besar sawah di Lakbok utara masih mendapat aliran air dari Sungai Citanduy. Namun, sawah di Lakbok Selatan dan Sidareja, hanya 30 persen yang masih mendapat air karena kawasan itu ada di daerah hilir Sungai Citanduy," papar Agus.

Selain Lakbok dan Sidareja, aliran air Sungai Citanduy juga digunakan untuk mengairi sawah di bagian hulu sungai tersebut. Misalnya, sawah-sawah di Kecamatan Cihaurbeuti dan Cikoneng, Ciamis.

Agus tidak berani memperkirakan sampai kapan keadaan ini akan berlangsung. Pasalnya, saat ini cuaca amat sulit diprediksi. Akan tetapi, jika hujan sudah berhenti, pasokan air dari Sungai Citanduy diperkirakan terus berkurang dan akhirnya habis pada pertengahan Agustus mendatang.

"Selama ini, setiap Agustus dan September biasanya Sungai Citanduy memang nyaris kering," ujar Agus.

Ironisnya, meski debit air Sungai Citanduy turun drastis, sejumlah petani di Ciamis yang selama ini menggantungkan pasokan air irigasi dari sungai itu masih ada yang nekat menanam padi. Misalnya, seperti terlihat di Kecamatan Cikoneng, Cijeungjing, dan Ciamis Kota, Ciamis.

"Sekarang air masih ada. Jadi, saya berani menanam padi," jawab Ade, warga Desa Handapherang, Kecamatan Cijeunjing, Ciamis, ketika ditanya mengapa masih nekat menanam padi meski musim kemarau hampir tiba.

Ketika dikatakan bahwa debit air di Sungai Citanduy sudah berkurang sehingga tidak lama lagi kemungkinan besar air akan segera hilang dari sawahnya, Ade hanya terdiam. (nwo)

Post Date : 30 Juli 2004