Desinfeksi Ultra Violet Makin Diminati di Cina

Sumber:Majalah Air Minum - 01 Agustus 2007
Kategori:Air Minum
Pejabat pejabat di Cina akhir-akhir ini memberi perhatian besar terhadap teknologi desinfeksi air minum dan limbah dengan ultra violet sehingga mendorong pemerintah untuk mengeluarkan dana investasi yang lebih banyak lagi dalam rangka menghadapi krisis air yang semakin terasa belakangan ini.

Teknologi desinfeksi ultra violet dalam pengolahan air minum dan air limbah telah banyak digunakan di Amerika Utara, Eropa dan sejumlah Negara di Asia untuk membunuh dan menyingkirkan kuman kuman patogen dari air minum dan air limbah.

Di masa lalu, sangat sedikit dana investasi yang dikeluarkan untuk pengolahan air minum dan air limbah di Cina. Akibatnya terjadi pencemaran yang hebat terhadap sumber air permukaan mapun air tanah. Air limbah dibuang begitu saja ke sungai dan danau. Separuh dari air tanah yang terdapat di Cina dewasa ini sudah tercemar dengan tingkat yang bervariasi. Lebih dari 43 juta ton limbah industri dan perkotaan yang belum diolah begitu saja ditumpahkan ke permukaan bumi di seluruh negeri itu pada tahun 2002.

Kelangkaan air bersih juga menjadi masalah besar belakangan ini, terutama di belahan utara daratan Cina.

Dari segi potensi air, Cina tergolong nomor empat di dunia, setara dengan Kanada. Tetapi negeri itu juga tergolong nomor dua terendah dalam pemakaian air per kapita karena jumlah penduduknya 100 kali lipat dari Kanada. Sebanyak 400 dari 661 kota di Cina sudah ditimpa krisis air, 110 kota mengalami kekurangan air yang cukup parah.

Pencemaran dan kelangkaan air tidak hanya mengancarn kesehatan manusia, tetapi juga merusak rencana pembangunan ekonomi Cina. Menurut World Resources Institute, kekurangan air di kota kota Cina menimbulkan kerugian sekitar US$ 11,2 miliar dari sudut hasil industri negeri itu tahun 2001. Di bidang kesehatan manusia, pencemaran air di negeri itu menyebabkan kerugian sebesar US$ 3,9 miliar.

Dalam rencana pembangunan lima tahun ke 11 yang dilancarkan pemerintah Cina, yakni 2006 2010, konservasi air, pengolahan air limbah dan pengolahan air minum. mendapat prioritas yang tinggi. Pemerintah pusat antara lain sedang berusaha membangun suatu masyarakat konservasi air dengan penekanan khusus di bagian utara negeri itu. Sebagai contoh, rencana tersebut menetapkan bahwa 60% air yang digunakan harus didaur ulang terhitung tahun 2010, sedangkan air limbah yang diolah harus meningkat dari 45,6% pada tahap sekarang menjadi 60% pada tahun 20 10 di perkotaan. Target untuk kota-kota besar secara keseluruhan harus mencapai 70%. Tindakan desinfeksi terhadap air dan air limbah untuk daur ulang akan memainkan peranan besar dalam hal ini.

Membuka Pasar

Cina sangat tergantung pada investasi asing untuk melaksanakan cita cita yang ambisius ini, Karena itu, pemerintah Cina membuka pasar air minum dan air limbah bagi investasi asing. Dalam hal ini diharapkan terjadi percepatan komersialisasi di sektor ini.

Sebagai dampak logis dari kebijakan ini, maka banyak perusahaan Eropa dan Amerika Utara mendirikan perusahaan perusahaan di Cina.

Teknologi desinfeksi ultra violet mendapat perhatian besar di Cina. Sejak teknologi ini mulai diperkenalkan tahun 2001, sudah lebih dari 100 sistem serupa digunakan di seluruh Cina untuk mengenyahkan bakteri patogen dari air minum dan air limbah. Secara spesifik, sistem pipa UV tertutup kini sedang dilaksanakan dalam pengolahan air minum dan air untuk kebutuhan industri, dan secara sekunder atau tertier, membersihkan air limbah sebelum dibuang ke sungai atau sebelum dipakai ulang. Kemajuan terkini dalam teknologi desinfeksi UV telah memperluas pemakaiannya untuk mengeluarkan pestisida dan bahan bahan kimia lainnya dari air tanah.

Korea Selatan juga menghadapi pengalaman yang sama dengan Cina. Sebanyak 90% dari kebutuhan air negeri itu didapat dari sumber air permukaan, tetapi jumlah air limbah yang dihasilkan telah jauh melebihi kapasitas pengolahannya. Aliran limbah yang belum diolah langsung dibuang ke sungai sehingga meningkatkan pencemaran air hingga batas yang sangat membahayakan. Karena itu pemerintah membangun lebih banyak instalasi pengolahan air minum dan air limbah, dan di samping itu memperbaiki yang sudah ada menjadi lebih modern, Sebagai contoh, Perusahaan Belanda Berson UV tekniek baru baru ini mendirikan sebuah sistem pengolahan UV untuk membersihkan limbah dari bagian selatan kota Sacheon. Instalasi pengolahan berkapasitas 26.000 meter kubik per hari itu membersihkan E coli dari pengolahan limbah perkotaan sebelum dibuang ke sungai.

Sistem disinfeksi UV juga digunakan untuk membersihkan limbah industri. Negara negara Asia yang miskin air seperti Cina, Singapura, Taiwan dan Korea sedang meningkatkan investasi dalam pembangunan instalasi pengolahan air daur ulang untuk meningkatkan jumlah maupun kualitas air. Di Singapura sebagai contoh, sistem pipa tertutup dan tekanan UV medium digunakan untuk membersihkan air limbah dari industri, yang masih akan digunakan untuk industri. Singapura, untuk sebagian masih tergantung pada Malaysia dalam penyediaan air minumnya, jadi instalasi jenis baru ini mempakan suatu alternatif yang baik untuk air impor.

Teknologi UV terutama digunakan umuk mematikan segala bakteri patogen dalam air minum seperti Cryptosporidium maupun virus. Sejenis lampu dengan tekanan UV medium yang aktif terus dan hanya memerlukan pemeliharaan sekadarnya dapat menggantikan proses klorinasi untuk mematikan secara permanen segala jenis mikroorganisme, mencegah kemungkinan terjadi infeksi berulang. Residu klorin dapat ditambahkan ke air sebelum didistribusikan, kalau diperlukan, tetapi jumlahnya jauh lebih kecil daripada biasanya. Di sejumlah Negara Eropa seperti Negeri Belanda, penggunaan klorin tidak lagi dilakukan setelah menjalani desinfeksi UV karena tingkat pengurangan mikroba sangat efisien. World Water/VS



Post Date : 01 Agustus 2007