Dibersihkan, Sungai Kembali Dikotori Sampah

Sumber:Suara Merdeka - 22 Februari 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
PATI- "Bagaimana masyarakat bisa keluar dari berbagai permasalahan bangsa, jika mengurus sampah saja tidak bisa? Kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya sangat rendah. Ini sebenarnya masalah sepele, tetapi jika dibiasakan bisa menjadi bencana," kata anggota Kamunitas Masyarakat Sarmin (KMS) Pati, Hendro, Selasa (21/2).

Kritikan itu dia lontarkan, karena melihat perilaku masyarakat dalam hal menangani sampah, tidak sebagaimana mestinya. Pemerintah menyediakan tempat pembuangan sementara dan akhir (TPS dan TPA) sampah. Namun, masyarakat dengan seenaknya membuang sampah, termasuk di bantaran sungai atau bahkan di alur sungai.

Saat ini, sejumlah kali yang beberapa hari lalu tampak bersih, mulai kotor oleh sampah. Tentu saja sampah itu dibuang oleh warga yang tinggal di sekitar kali. Tumpukan sampah juga tampak di depan lokasi parkir kendaraan karyawan Kacang Garuda, yang berlokasi di Gembleb, Desa Kutoharjo, Kecamatan Pati. Tentu saja, berjenis sampah rumah tangga. Sebab, pihak perusahaan sudah memiliki bak penampungan sampah sementara.

Lokasi lain pembuangan sampah ke kali oleh warga juga bisa ditemukan di dekat tempat pengambilan air baku PDAM. Tepatnya di alur Kali Sani, yang melintas di Dukuh Karangdowo, Desa Kutoharjo. Di sisi selatan kali tersebut adalah Jl Sunan Kalijogo, yang masuk wilayah Kampung Randukuning, Kelurahan Pati Lor.

Untuk mencari tempat buangan sampah lain dalam Kota Pati, juga bukan hal yang sulit, karena tumpukan sampah tersebut terdapat di dekat Jembatan Kalianyar. Bahkan, di depan asrama bekas sekolah guru, yaitu di Jl Kolonel Sugiono kini menjadi tempat tumpukan sampah.

Hal yang sama terdapat di sekitar Jembatan Kali Winong atau di Jl Kolonel Sunandar, Kali Depok, di Jl Ronggowarsito, depan SD Ngarus, dan di saluran air depan SMP 1 Pati.

Kepala Subdin Pengairan Diskimpras Pati, H Soetarno ST, sangat menyesalkan sikap masyarakat yang membuang sampah sembarangan di bantaran ataupun di kali. "Sia-sia upaya kami selama ini untuk membersihkan kali. Padahal, membersihkan kali membutuhkan biaya jutaan rupiah," tambahnya. (ad-50s)

Post Date : 22 Februari 2006