|
Martapura, Kompas - Banjir yang melanda 11 kecamatan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, semakin parah menyusul turunnya hujan deras selama tiga hari berturut-turut. Banjir paling parah melanda Kecamatan Martapura yang mengakibatkan 500 keluarga mengungsi. Mereka yang mengungsi rata-rata rumah mereka telah terendam air selama sebulan, yang mengakibatkan kulit mereka terserang kutu air. Pantauan Kompas di Kelurahan Keraton Martapura, Selasa (3/2) kemarin, ratusan rumah terendam air dengan kedalaman 1-1,5 meter. Para warga mengungsi menggunakan jukung untuk mengangkut kasur dan perabot rumah tangga yang masih bisa diselamatkan. Mereka sebenarnya sudah lama terendam air, namun baru hari itu mengungsi karena ketinggian air sudah membahayakan keselamatan mereka. Semua warga yang datang di pengungsian menuturkan, mereka menderita gatal-gatal sejak sebulan rumah mereka terendam air luapan Sungai Martapura dan Sungai Riam Kiwa. Mereka yang melapor ke posko banjir mendapatkan salep untuk mengobati gatal-gatal. Banyak warga yang tidak tahu ada pembagian obat gatal. Bidan di Puskesmas Pesayangan Martapura, Siti Arbainah, mengatakan, stok obat gatal masih banyak dan masih cukup melayani kebutuhan warga. "Masih cukup obatnya, kalau kurang bisa ambil di puskesmas lagi," katanya. Namun demikian, masih banyak warga yang belum mendapatkan obat gatal. Warga yang mendapat obat gratis pun hanya cukup untuk sekali oles saja. "Tangan dan kaki saya sudah sampai lecet terkena kutu air, kalau sekali oles belum bisa sembuh, tapi bagaimana lagi, jatahnya hanya segitu," kata seorang warga. Sejak Selasa kemarin hingga sore belum seluruh warga berhasil mengungsi. "Kami masih bergiliran menunggu jukung untuk mengangkut barang," kata Atus, warga Karangan Putih, Desa Keraton. Selain kendala angkutan, warga yang sudah mengungsi belum makan sejak pagi hari. Hingga Selasa sore pukul 16.00, dapur umum belum ada. (AMR) Post Date : 04 Februari 2004 |