Diperkirakan Berlangsung sampai April

Sumber:Kompas - 21 Februari 2007
Kategori:Sanitasi
SURABAYA, KOMPAS - Menjelang akhir Februari, jumlah penderita diare di Rumah Sakit Daerah Dr Soewandhie Surabaya masih tinggi. Setiap hari pihak RS ini merawat hingga sekitar 30 pasien yang kebanyakan anak-anak. Meskipun tinggi, RS masih sanggup menampung seluruh penderita diare yang datang.

RSD Dr Soewandhie mencatat, penderita diare meningkat sejak November 2006. Pada November, penderita diare sebanyak 220 orang, naik menjadi 267 pada Desember. Pada Januari, penderita diare yang dirawat semakin banyak lagi hingga mencapai 291 orang, 246 anak-anak dan 45 dewasa. Adapun pada Februari hingga tanggal 18, penderita diare di RSD Dr Soewandhie sebanyak 188 orang, 157 anak-anak dan 31 dewasa.

"Trennya memang selalu demikian, jumlah penderita diare selalu tinggi hingga April mendatang," ujar Kepala Subbidang Rekam Medik dan Diklat RSD Dr Soewandhie Indriyati, Selasa (20/2). Biasanya seorang pasien diare dirawat di RS selama 3-4 hari.

Para penderita diare di RS ini kebanyakan dirawat di ruang unit gawat darurat di lantai dua yang memiliki kapasitas 42 tempat tidur. Adapun pasien dewasa ditempatkan di lantai satu.

Beberapa waktu lalu Dinas Kesehatan Kota Surabaya sudah menyampaikan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari diare. Misalnya, dengan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan. Apabila hidup sehat ini dilakukan, penderita diare akan turun.

Kondisi pasien diare anak-anak ini cukup beragam. Beberapa orangtua mengaku langsung membawa anak mereka ke RS begitu muntah- muntah dan buang air besar berupa air. Namun, tak jarang ada yang membawa anaknya ke RS setelah beberapa hari menderita gejala diare.

Farhan, balita umur 8 bulan, misalnya, sudah mengalami gejala diare sejak satu pekan lalu. Namun, Ninik (35), ibunya, baru membawanya ke RS pada hari Minggu lalu. Selama satu minggu itu dia hanya memberi anaknya oralit. "Setelah obat yang saya beri tidak mempan, baru saya larikan ke RS, rupanya diare," ujar ibu warga Ploso, Tambaksari, ini ketika menjaga Farhan yang terbaring di atas ranjang.

Penanggung Jawab Ruang Anak RSD Dr Soewandhie Badriah Sri Ismi menjelaskan, pada Selasa kemarin RS merawat hingga 40 pasien. "Tetapi pada siang hari 24 pasien sudah pulang. Biasanya sore hingga malam kami kedatangan pasien lagi hingga jumlahnya membengkak lagi," katanya. DBD mulai meningkat

Penderita DBD di RS ini juga mulai meningkat, meski jumlahnya tidak besar. Pihak RS mencatat, penderita DBD pada Desember 2006 berjumlah 11, naik menjadi 19 pada Januari. Sementara hingga tanggal 18 Februari, penderita DBD mencapai 29 dan mayoritas anak-anak, sebanyak 16 pasien.

Pada 14 Februari, seorang penderita DBD di RSD Dr Soewandhie meninggal. Dia adalah Mochammad Saini (6,5 tahun), warga Sawah Pulo, Semampir. "Kondisinya memamg sudah sangat lemah ketika masuk RS," tutur Badriah. (AB8)



Post Date : 21 Februari 2007