Diterjang Banjir, Satu SD di Sanggau Roboh

Sumber:Kompas - 17 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Pontianak, Kompas - Sekitar 100 murid sekolah dasar negeri di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, sepekan terakhir terpaksa diliburkan. Murid SD itu tidak bisa belajar menyusul sekolah mereka tak bisa dipakai karena roboh diterjang banjir. Pemerintah Kabupaten Sanggau saat ini terus mendata kerusakan sekolah akibat banjir.

Keterangan yang dihimpun Kompas Minggu (16/1) menyebutkan, sebagian wilayah Kabupaten Sanggau masih tergenang banjir. Banjir di kabupaten yang terletak sekitar 225 kilometer utara Kota Pontianak ini terjadi sejak Sabtu (8/1) lalu. Banjir yang melanda daerah itu terjadi akibat meluapnya Sungai Kapuas, Sekayam, Kembayan, dan Tayan bersamaan dengan hujan yang terus mengguyur beberapa hari terakhir.

Kepala Bagian Protokol dan Humas Pemkab Sanggau Agun Sugiarto kepada Kompas Minggu kemarin mengatakan, selain sekitar empat hari transportasi umum khusus bus jurusan Pontianak-Kuching terhenti, juga dilaporkan sebuah SD di Kecamatan Tayan Hilir roboh. "Para muridnya kini masih diliburkan," katanya.

Agun mengatakan, dampak banjir yang lebih dari sepekan di Kabupaten Sanggau, selain merusak tanaman pertanian, juga sedikitnya 14.000 rumah warga terendam banjir. Meskipun saat ini belum diketahui kerugian akibat banjir ini, dipastikan ribuan rumah warga yang sebagian terbuat dari kayu rusak akibat terendam banjir.

Dari Kabupaten Sambas (sekitar 225 kilometer utara Pontianak) dilaporkan, sekitar tiga SD di Kecamatan Sejangkung sampai saat ini masih tergenang banjir. Sedikitnya sekitar 300 murid pada tiga sekolah itu sampai kini juga diliburkan.

Yang memprihatinkan, akibat banjir yang tingginya dua meter membuat ratusan siswa tak sekolah selama dua pekan terakhir. Ketiga sekolah itu adalah SD Negeri 19 di Dusun Satai, SD Negeri 10 di Desa Sepantai, dan sebuah SD Dusun Senabah.

Di kecamatan ini, 800 rumah warga lebih terendam banjir sepekan lebih. Sekitar 300 hektar tanaman padi yang menguning gagal dipanen karena direndam banjir. Kondisi itu telah dilaporkan Kepala Desa Sepantai kepada Camat Sejangkung dan Pemkab Sambas. (ful)

Post Date : 17 Januari 2005