Drainase Kota Medan Buruk

Sumber:Koran Sindo - 08 Juni 2007
Kategori:Drainase
MEDAN (SINDO) Kegagalan Medan meraih Piala Adipura kategori Kota Metropolitan disebabkan buruknya pengelolaan drainase.

Wali Kota Abdillah mengaku tidak mengetahui penyebab pasti, namun buruknya drainase tak bisa dipungkiri menyebabkan anjloknya nilai Medan. Kita telah berusaha maksimal, tapi itulah hasilnya. Meski begitu,kenyataan ini kita ambil iktibarnya sehingga ke depan lebih berpacu lagi, kata Abdillah seusai peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Taman Ahmad Yani Medan, kemarin.

Ke depan, kata Abdillah, Pemko Medan akan mengambil langkah-langkah bijak memperbaiki drainase, saluran parit, dan kebersihan lingkungan. Pemko Medan pada 2007 ini akan melibatkan Camat,Lurah, dan Kepling. Langkah itu diambil karena Dinas Pekerjaan Umum (PU) tak bakal mampu menangani drainase yang panjangnya mencapai puluhan ribu kilo meter di Kota Medan.

Kalau itu hanya ditangani oleh dinas PU,pasti tak mampu. Maka ada kebijakan kita tahun ini, semua camat masuk ke dalam satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Nanti kita buat semacam pemberdayaan kelurahan dan dananya dibantu Pemko Medan untuk mengorek seluruh drainase, ujarnya. Perbaikan seluruh drainase yang ada di 151 kelurahan dan 21 kecamatan akan menjadi tanggung jawab camat dan lurah.

Karenanya, bila nantinya ada drainase yang rusak, tanggung jawabnya tak lagi Dinas PU, tapi camat dan lurah. Kondisi drainase di satu kelurahan juga nantinya akan menjadi salah satu penilaian kelurahan terbaik di Kota Medan, sebut Abdillah. Dia juga mengatakan, kebijakan tersebut akan dilaksanakan akhir Juni ini. Abdillah optimis, bila ada kerja sama dan berupaya maksimal memperbaiki lingkungan agar tetap bersih dan taman tertata dengan baik, dia optimistis Adipura dapat diraih Medan. Ketua Komisi B DPRD Medan Jamhur Abdullah menyarankan, agar pemko dalam bekerja di bidang lingkungan dan kebersihan kota tidak semata untuk meraih piala Adipura.

Sebab menurutnya, Adipura hanyalah sebatas simbol. Hal terpenting, adalah apa yang dibutuhkan kota untuk kebersihan lingkungan hidup, katanya. Simbol-simbol seperti piala Adipura, kata Jamhur, merupakan budaya masa lalu. Saya pikir yang harus kita lakukan bekerja semaksimal.Untuk apa dapat penghargaan hanya sebatas formalitas. Kita mau yang riil-riil saja. Kita hanya tak ingin bekerja semata demi piala Adipura, ungkap Jamhur.

Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat Kota Medan 2007 berbeda dari sebelumnya. Tahun ini, peringatan hari lingkungan ini tanpa Piala Adipura. Peringatan ditandai pelepasan balon dan ratusan ekor satwa unggas. Wali Kota Medan juga memberi penghargaan kepada petugas kebersihan Waty dan Misli dari pasukan Melati, Aminuddin dan Dian dari pasukan Bestari, serta Gumri Tambun dan Muklis Simatupang petugas dari Dinas Pertamanan. (m syahyan rw)



Post Date : 08 Juni 2007