Dua Bulan, Permukiman Penduduk Masih Dilanda Banjir

Sumber:Kompas - 17 Januari 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Jambi, Kompas - Belasan ribu permukiman penduduk yang berada di Daerah Aliran Sungai Batanghari di Kota Jambi, Kabupaten Batanghari, dan Muaro Jambi, Provinsi Jambi, hingga Minggu (16/1) masih dilanda banjiri. Ketinggian air di permukiman penduduk itu dari 50 sentimeter hingga satu meter.

Kawasan permukiman yang sudah terendam selama hampir dua bulan tersebut tersebar di Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan, Danau Teluk, dan Pelayangan, Kota Jambi. Lokasi lainnya di Kecamatan Kumpeh Ulu, Kumpeh Ilir, dan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, serta Pemayung di Kabupaten Batanghari. Ketinggian permukaan Sungai Batanghari di Kota Jambi pada Minggu kemarin masih sekitar 13,50 meter di atas permukaan laut (dpl).

Pemantauan Kompas di Kecamatan Danau Teluk dan Pelayangan, Kota Jambi, Minggu, menunjukkan, ketinggian air di lahan permukiman di beberapa lokasi masih sekitar satu meter. "Sudah dua bulan, sejak pertengahan November 2004 lahan pertanian, permukiman, dan pekarangan penduduk dilanda banjir, rata-rata setinggi satu meter. Sampai dengan hari ini, hampir satu minggu ketinggian permukaan luapan Sungai Batanghari tidak berubah, naik tidak, surut pun tidak," ujar Karim (45), penduduk Danau Teluk.

Menurut laporan Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Muaro Jambi Syahrial, tanaman yang rusak berat seluas 247,59 hektar, 147 hektar di antaranya di Desa Mekar Sari, Kecamatan Kumpeh Ilir. Secara keseluruhan, hampir 1.000 hektar tanaman padi, palawija, dan sayuran di Kabupaten Muaro Jambi dan Kota Jambi rusak berat, serta dipastikan puso akibat banjir yang kini tengah melanda.

Sementara penderitaan warga Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, berkurang karena banjir sudah surut, namun daerah yang berpenduduk sekitar 200.000 jiwa itu masih terisolasi akibat parahnya kerusakan jalan Sintang-Putussibau sepanjang 256 kilometer.

Untuk melewati jalan tersebut, bus penumpang umum jurusan Pontianak-Putussibau harus ditarik agar tidak terjebak dalam lubang-lubang lumpur. Kerusakan jalan paling parah terdapat di daerah Bongkong-Tepuai. (FUL/NAT)

Post Date : 17 Januari 2005