Ekoenzim: Larutan Ajaib dari Sampah Organik

Sumber:Majalah Tzu Chi - 01 Agustus 2010
Kategori:Sampah Jakarta

Tahun 2003, seorang doktor dari Thailand menerima penghargaan dari FAO (lembaga PBB yang mengurus soal pangan-red) Regional Thailand untuk penemuannya yang bernama eco-enzyme. Dalam bahasa Indonesia kita menyebutnya ekoenzim. Penemuan ini merupakan suatu upaya yang dilakukan Dr. Rosukon Poompanvong bagi lingkungan dengan membantu para petani setempat untuk memperoleh hasil panen yang lebih baik sekaligus ramah lingkungan. Ekoenzim memiliki manfaat yang berlipat ganda. Dengan memanfaatkan sampah organik sebagai bahan bakunya, kemudian dicampur dengan gula aren dan air, proses fermentasinya menghasilkan gas 03 (ozon) dan hasil akhirnya adalah cairan pembersih serta pupuk yang ramah lingkungan.

Sejak berhasil dalam penelitiannya, Dr. Rosukon dengan arif mempersembahkan penemuan ini bagi masyarakat luas, tanpa meminta royalti apa pun. Pengetahuan ini bersikap terbuka untuk siapa saja, demi kepentingan lingkungan. Masyarakat Malaysia, Australia, Taiwan, hingga Amerika Serikat telah membuat ekoenzim dari sampah dapur mereka sejak beberapa tahun lalu. Di Indonesia, tren ini baru dimulai beberapa tahun belakangan.

Suryadi Kurniawan, pertama kali mendengar tentang ekoenzim sewaktu mengikuti pelantikan komite di Taiwan bulan November 2009. "Teman satu kelompok saya dari Tzu Chi Malaysia cerita tentang enzim ini," katanya bercerita. Ketertarikan membawa Suryadi mencari tahu lebih dalam, dan mencoba membuatnya sendiri di rumah. Hampir bersamaan dengan itu, Tzu Xin, relawan Tzu Chi Malaysia yang sudah lama tinggal di Jakarta, juga mulai mensosialisasikan hal yang sama pada relawan di komunitas Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tzu Xin menuturkan, sudah hampir 5 tahun ekoenzim dikenal di negara asalnya.

Ekoenzim menggunakan bahan baku yang mudah di dapat dan murah. Proses fermentasinya yang selama bulan, memang membutuhkan kesabaran. Namun, larutan yang dihasilkan memiliki khasiat yang sangat banyak. Dalam proses fermentasinya saja, sudah terus dihasilkan gas 03 (ozon) yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan ekoenzim bila dicampur dengan air, akan bereaksi serta dapat digunakan sebagai cairan pembersih mulai dari piring, lantai, pakaian, kakus, sampai dengan pencuci rambut dan sabun mandi. Bila butuhkan, juga bisa melancarkan saluran air yang tersumbat. Bila digunakan untuk menyiram tanaman akan memberi hasil buah, bunga, atau panen yang lebih. Kabarnya juga dapat mengusir serangga-serangga pengganggu. Ampas sampah organik yang sudah difermentasi bisa digunakan sebagai pupuk organik yang baik.

Banyaknya fungsi dari ekoenzim ini membuatnya seolah "larutan ajaib" serba bisa. Dan fungsinya bagi lingkungan tentu juga sangat banyak. Sebab sepanjang pemakaiannya baik sebagai pembersih, pupuk atau yang lain, terus terjadi pelepasan 03 ke udara. "Bila makin banyak yang memakai ekoenzim ini, tentu sangat baik untuk lingkungan, dan juga sampah dapur kita bisa bermanfaat," ungkap Suryadi penuh harap.



Post Date : 01 Agustus 2010