Empat Bulan Ribuan Warga di Gambut Bergantung Air Kubangan

Sumber:Kompas - 09 Oktober 2004
Kategori:Air Minum
Martapura, Kompas - Sudah empat bulan ini warga di tepi handil-handil (parit buatan khas Kalimantan Selatan) terpaksa menggunakan air kubangan handil untuk keperluan sehari-hari. Jika dalam bulan Puasa nanti hujan juga belum turun, dipastikan krisis air bersih ini akan meningkat menjadi krisis ekonomi akibat beban berat mencari air bersih.

Pantauan Kompas di beberapa perkampungan tepi handil di wilayah Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (7/10), warga terlihat banyak membuat kubangan-kubangan baru di dasar handil. Kubangan sedalam dua meter tersebut hanya terisi air beberapa ember saja, itu pun warna air keruh kekuningan. Beberapa kubangan dibuat di tepi kakus dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

"Saya juga membuat kubangan seperti di samping rumah itu, tapi airnya tetap saja kuning," kata Uhut, warga Desa Banyuhirang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar. Air kuning itu kemudian disaring dan diendapkan, beberapa warga langsung menggunakan air itu untuk keperluan sehari-hari.Warga kini berada di puncak kekhawatiran karena beberapa kubangan yang mereka buat sudah kering kerontang. "Kubangan di tempat saya sudah kering, saya tidak tahu harus buat kubangan lainnya di mana, karena semua daerah di sekitar kami sudah bengkak-bengkak tanahnya," kata warga lainnya.

Pembakal (sebutan Kepala Desa di Kalsel) Desa Banyu Hirang, Abdul Madjid menuturkan, krisis air bersih yang melanda desanya sudah empat bulan ini berlangsung. "Tidak hanya desa kami yang seperti ini, desa-desa di sekitar sini yang tidak terjangkau air leding kondisinya sama," katanya.

Abdul mengatakan, sebanyak 1.500 jiwa dari 325 keluarga di Banyuhirang sudah empat bulan ini terpaksa menggunakan air kubangan berwarna kuning. Namun, kebanyakan warga kini tertolong oleh penjual air keliling. "Untuk air bersih yang dikonsumsi sehari-hari, kami membeli air keliling, satu jeriken Rp 1.000," kata Abdul.

Bidan Desa Banyuhirang, Rose Herlina, mengatakan, walaupun warga menggunakan air kubangan untuk keperluan sehari-hari, namun sejauh ini belum ada gangguan kesehatan. (AMR)

Post Date : 09 Oktober 2004