Enam Belas Investor Paparan ke Pemkot

Sumber:Suara Merdeka - 09 September 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
BALAI KOTA- Paling sedikit 16 perseroan terbatas (PT) yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, dalam setahun terakhir melakukan pemaparan investasi ke Pemkot. Kendati demikian, seluruh investor nantinya harus melalui mekanisme tender yang dibuka pada Mei-Juni tahun 2007.

''Investor yang ingin mengelola harus lolos kewajiban lelang. Nggak cuma satu, tetapi minimal ada lima perusahaan yang akan lolos seleksi untuk ikut tender,'' ujar Cahyo Bintarum, Kepala Dinas Kebersihan Kota Semarang.

Meski jumlah investor yang menawarkan cukup banyak, Cahyo menyatakan belum semuanya memenuhi kriteria awal. Sebab kebanyakan perusahaan yang masuk sekadar menawarkan alat atau teknologi pengolahan sampah. Padahal, Pemkot mengharapkan pembiayaan penuh dari pihak swasta.

Dalam kerja sama yang akan ditandatangani kelak, Pemkot hanya menyediakan lahan dan bahan baku sampah.

Bentuk kerja sama itu seperti halnya yang diajukan oleh dua perusahaan, yakni PT Narpati Agung Karya Persada Lestari dari Jakarta dan PT Anugerah Lestari dari Semarang.

''Mereka nantinya membiayai proses pengolahan, baru setelah mencapai break even point (BEP atau balik modal) pada tahun ke delapan, Pemkot akan menerima kontribusi,'' ungkap dia.

Dengan proses pengelolaan sampah, diperkirakan mampu menyerap semua kotoran di tempat pembuangan. Setiap hari, kapasitas sampah di Kota Semarang diperkirakan mencapai 700 ton, sementara perusahaan bisa mengelola 360 ton per unit.

Sebagaimana diketahui, apabila pemanfaatan sampah untuk pupuk jadi dilakukan, kemungkinan muatan yang ada di TPA Jatibarang diperkirakan dapat habis dalam waktu tiga tahun. Dalam sehari, pembuatan pupuk membutuhkan 1.000-1.500 m3 sampah.

Pemkot sebelumnya pernah mengusulkan enam lokasi yang akan digunakan sebagai TPA lanjutan Jatibarang. Yakni di Kelurahan Wonoklompor, Gondoriyo, Karanganyar, Gunung Tugel, Rowosari, dan Terboyo Kulon. Namun beberapa di antaranya terhambat, seperti lahan akan digunakan sebagai real estate dan daerah Terboyo terkena rob, sehingga memakan biaya tinggi. (H12, H9-s)

Post Date : 09 September 2006