Etanol Berbahan Baku Sampah Organik Diteliti

Sumber:Kompas - 20 Maret 2010
Kategori:Sampah Jakarta

Jakarta, Kompas - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama Korea International Cooperation Agency akan meneliti pembuatan etanol berbahan baku sampah organik. Pemerintah Korea Selatan memberikan hibah senilai 3 juta dollar Amerika Serikat untuk penelitian itu. Teknologi dalam penelitian itu mampu mengolah 80 kilogram sampah menjadi 10 liter etanol dengan tingkat kemurnian 99,5 persen.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Umar Anggara Jenie dan Resident Representative Korea International Cooperation Agency (Koica) Indonesia Sungho Choi menandatangani kesepakatan kerja sama itu di Jakarta, Jumat (19/3). Deputy Resident Representative Koica Indonesia, Im Jeong-hee menyatakan, stasiun percontohan produksi etanol itu akan mulai berproduksi pada 2012.

”Stasiun percontohan Laboratorium Penelitian Energi, Lingkungan, dan Bahan Kimia Alami itu akan dibangun di Serpong. Kami akan mengirimkan ahli kami ke laboratorium itu. Selain itu juga ada dua staf dan delapan peneliti LIPI akan studi banding ke Korea Selatan,” kata Im.

Etanol berbahan baku organik itu akan dibuat melalui proses fermentasi. Im mengakui, penelitian itu belum tentu menghasilkan produksi bahan bakar bioetanol yang ekonomis.

”Kami memiliki teknologi, tetapi tidak memiliki banyak jenis sampah organik untuk diteliti. Indonesia justru memilikinya. Akan dicari sampah organik jenis apa yang paling cocok dijadikan bahan bioetanol agar ditemukan cara pembuatan bioetanol sampah organik yang ekonomis,” kata Im.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI Syahrul Aiman menjelaskan, etanol sudah sering dibuat, tetapi bukan dibuat dari sampah organik. ”Kami mengenal teknologi pembuatan etanol dari tetes tebu dan ubi kayu yang masih bisa dikonsumsi. Sayang jika bahan organik yang bisa dikonsumsi sekadar dijadikan bahan etanol,” kata Syahrul seusai penandatanganan kerja sama itu.

Syahrul menyatakan, penelitian itu akan meminimalkan penggunaan bahan bakar fosil dalam proses produksi etanol.

”Kami ingin meneliti cara produksi massal bioetanol tanpa memakai bahan bakar fosil dalam proses produksinya,” kata Syahrul. Menurut dia, selama penelitian, LIPI akan menyediakan dana pendamping hibah senilai 600.000 dollar AS. (ROW)



Post Date : 20 Maret 2010