Gunung Sampah Pasar Ciputat Ganggu Kenyamanan

Sumber:Jurnal Nasional - 22 Juli 2009
Kategori:Sampah Jakarta

PENGGUNA jalan dari arah Jombang atau Bintaro yang melewati Pasar Ciputat harus dipusingkan dengan kemacetan. Bukan hanya lalu lintas yang padat serta jalan yang terlalu sempit terpotong lapak pedagang kaki lima, kemacetan juga disebabkan tumpukan sampah di median jalan.

Keberadaan bak penampung sampah yang tidak mampu menampung sampah yang ada membuat tumpukan sampah dibiarkan begitu saja. “Bau banget,” kata Doli wanita penjual rokok di pinggir jalan pasar yang ditemui Jurnal Nasional, Selasa (21/7). Selain bersumber dari sampah yang menumpuk begitu saja di tengah jalan, bau tak sedap juga datang dari sampah yang menyesaki bak sampah berukuran besar tempat penampungan sampah sementara.

Bau tak sedap tersebut bercampur baur dengan aroma sayuran, daging, dan aroma khas pasar tradisional lainnya. Tumpukan sampah di tengah jalan tersebut menurut Doli adalah sisa-sisa pedagang sayuran yang memilih berjualan pada malam hari. Selesai berdagang pagi hari, tinggal tumpukan sampah sayuran yang ditinggalkan begitu saja.

Selain mengotori jalan dan menimbulkan bau tak sedap, sampah tersebut juga sering menjatuhkan pengendara kendaraan bermotor. “Jalan menjadi tertutup dan licin sehingga motor yang lewat sering terpeleset jatuh," katanya. Hal yang sama dikatakan Parna Wijaya salah satu tukang ojek yang mangkal di Pasar Ciputat.

Selain bau, tumpukan sampah juga mendatangkan lalat. “Padahal setiap hari sudah diangkut, tapi tempat yang ada tidak bisa menampung sampah,” katanya. Namun menurutnya ia sudah terbiasa dan tidak perlu menutup hidung meski bau. “Capek kalo suruh menutup hidung terus," katanya.

Kepala Pasar Ciputat Odih Supriyatna mengatakan dalam sehari di pasar yang dibangun tahun 1997 ini diproduksi 24 meter kubik sampah. Namun jumlah sebanyak ini bukan hanya datang dari pedagang pasar. “Sampah ada juga yang datang dari penduduk sekitar yang membuang sampahnya di tempat penampungan yang ada,” kata Odih.

Penduduk sekitar yang umumnya warga perumahan ini umumnya membuang sampah sambil lalu. Sampah dari penduduk sekitar cukup besar. Perbandingannya hampir separuh sampah pedagang pasar. Padahal bak sampah sebagai tempat penampungan sementara dibanguan hanya untuk menampung sampah pasar.

Akibatnya daya tampung tempat sampah dan armada pengangkut tidak sepadan dengan produksi sampah setiap harinya. Hasilnya sampah menumpuk dan bau. Meski setiap hari diangkut dengan 4 armada mobil pengangkut sampah, namun tetap saja saat pagi hari pada jam sibuk tumpukan sampah membuat kemacetan dan semrawut.

“Terkadang ada sampah yang tidak terangkut,” kata Odih. Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Tangerang Selatan mengatakan enggan berkomentar banyak seputar sampah di Pasar Ciputat ini. “Kami masih terus mengelolanya,” katanya saat ditemui. Suriyanto



Post Date : 22 Juli 2009