Hari Ini Diprediksi Banjir Lebih Parah

Sumber:Kompas - 10 Januari 2013
Kategori:Banjir di Jakarta
BOGOR, KOMPAS - Ketinggian air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa, Kota Bogor, melonjak akibat hujan deras di kawasan hulu di Puncak, Rabu (9/1) sore. Air yang sampai di Jakarta pada Kamis pagi diperkirakan menyebabkan banjir yang lebih parah dibandingkan hari sebelumnya.
 
Hingga Rabu pukul 18.00, ketinggian air Ciliwung di Bendung Katulampa mencapai 150 sentimeter atau berada di ambang Siaga III dan Siaga II banjir. Diperkirakan air itu akan sampai di Depok pada Rabu malam dan tiba di DKI Jakarta, Kamis pagi.
 
”Kalau melihat posisi ketinggian air mencapai 150 sentimeter, tentu dampak banjir di Jakarta akan lebih parah dari banjir Rabu dini hari, karena banjir itu disebabkan antara lain ’kiriman’ air 100 sentimeter dari Bendung Katulampa,” kata Andi Sudirman, penjaga Bendung Katulampa.
 
Pada Rabu pukul 04.00, ketinggian air sempat mencapai 100 sentimeter, tetapi mulai turun pada pukul 06.00 menjadi 70 sentimeter, lalu bertahan di 50 sentimeter, sebelum akhirnya terus naik menjadi 120 sentimeter, lalu 140 sentimeter, dan menembus 150 sentimeter.
 
Kawasan Puncak longsor
 
Hujan deras di hulu juga menyebabkan tanah longsor di perbatasan Cianjur dan Kabupaten Bogor selepas Masjid Attawun. Akibatnya, jalur Bogor-Cianjur terputus. Kepala Polres Bogor Ajun Komisaris Besar Asep Safrudin mengaku pembersihan lokasi longsor sudah dilakukan oleh Polres Cianjur karena masuk wilayah Kabupaten Cianjur.
 
Namun, dia mengaku sudah meminta bantuan pengelola Jalan Tol Jagorawi di Cibubur agar memberi tahu penutupan arus di Puncak Pass akibat longsor. Kendaraan yang hendak ke Cianjur diarahkan melaju lewat Jonggol, sedangkan yang sudah melewati Cibubur bisa diarahkan menuju Cianjur melalui Sukabumi.
 
Sementara itu, kendati potensi peningkatan air Sungai Ciliwung besar, keandalan peralatan pemantau ketinggian muka air Sungai Ciliwung di Bendung Katulampa justru minim. Kamera pemantau ketinggian air Ciliwung yang sudah beberapa bulan lalu rusak belum juga diperbaiki.
 
Hal ini mengakibatkan koneksi internet yang memungkinkan masyarakat mengakses ketinggian air Ciliwung di Bendung Katulampa dalam kondisi riil melalui situs Balai Pendayagunaan Sumber Daya Air (BPSDA) Jawa Barat juga rusak.
 
Andi Supriyadi, Koordinator Piket Banjir pada BPSDA Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane, Dinas PSDA Jawa Barat, mengakui kerusakan itu. Pihaknya sudah menghubungi provider layanan internet. Namun, soal kerusakan CCTV, pihaknya terkendala pencairan anggaran.
 
Merendam rumah
 
Akibat cuaca buruk dalam dua hari terakhir ini, banjir merendam rumah yang dihuni 1.971 keluarga. Genangan terjadi di 22 RW, enam kelurahan, di lima kecamatan di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
 
Seluruh genangan berada di sekitar aliran Sungai Ciliwung yang meluap karena guyuran hujan. Enam kelurahan tersebut adalah Bidara Cina, Kampung Melayu, Cawang, Bukit Duri, Pondok Labu, dan Johar Baru.
 
”Genangan paling tinggi 100 sentimeter di Kelurahan Kampung Melayu. Di wilayah ini genangan merendam 7 RW yang rata-rata berada dalam radius 15 meter dari bantaran Sungai Ciliwung,” kata Edi Junaedi, Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.
 
Sejumlah genangan di lokasi itu terjadi di jalan, seperti yang ada di RW 11 dan RW 12 Kelurahan Bukit Duri. Adapun ketinggian genangan maksimal di wilayah ini 40 sentimeter di RW 10.
 
Berdasarkan catatan BPBD DKI, sampai Rabu malam belum ada pengungsi di seluruh area yang tergenang. Walau demikian, posko banjir tetap disiagakan di lokasi rawan banjir. Begitu pula logistik untuk korban bencana disiapkan setiap waktu.
 
Dampak genangan itu, ujar anggota Dewan Transportasi DKI Jakarta, Nadjid, sempat mengganggu perjalanan bus transjakarta. ”Di halte Senen tidak ada bus tujuan Kampung Melayu selama dua jam. Katanya, bus tertahan genangan di kawasan Pademangan,” ujar Nadjid yang berada di lokasi.
 
Sri Ulina dari Humas Badan Layanan Umum Transjakarta membenarkan adanya genangan antara Pademangan sampai depan Mangga Dua Square. Akibatnya, sejumlah bus mengalami perpendekan rute, yakni sampai halte Senen saja. Sore hari, jalur sampai ke Ancol sudah bisa terlewati lagi.
 
Sementara itu, Lurah Pondok Labu Safri Djani mengatakan, di Pondok Labu mengalir Kali Krukut dan Kali Grogol. Untuk saat ini, yang sering meluap adalah aliran Kali Krukut. Untuk itu, kewaspadaan ditingkatkan di kawasan bantaran Kali Krukut.
 
Saat ini di kawasan itu sudah dibangun tanggul, tetapi belum semua bibir permukiman tertutupi beton penahan air tersebut. Di Kampung Pulo, tampak tanggul bantaran yang memagari pemukiman. Akan tetapi, karena ada rumah dan bangunan yang belum dibebaskan lahannya di kawasan itu, masih ada celah di tanggul yang memungkinkan air menerobos masuk.
 
”Untuk itu disiasati disediakan pompa di RT 09 dan RT 11 di RW 03,” ujar Safri.
 
Menurut Indah, warga RW 03 Pondok Labu, banjir memang terkadang masih menyambangi lingkungan tempat tinggalnya. Namun, sejak ada pompa dan tanggul, banjir cepat surut. Pada awal tahun 2011, banjir di kawasan itu bisa bertahan berhari-hari dengan kedalaman lebih dari 1 meter.
 
Selain tanggul, badan Kali Krukut di Kampung Pulo juga dinormalisasi dari sebelumnya hanya selebar 2-5 meter sekarang menjadi 6-8 meter.
 
Di Gang Arus, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, setidaknya tiga RT di RW 02 terendam banjir seluruhnya. Jumlah rumah yang terendam sebanyak 350 rumah.
 
Di kawasan Kampung Pulo, Kampung Melayu, tidak kurang dari 952 keluarga rumahnya terendam banjir. Kedalaman banjir mulai dari 20 sentimeter hingga 100 sentimeter. Sementara ini belum ada pengungsian karena kedalaman banjir tertinggi baru 100 sentimeter.(gal/ndy/ART/NEL/MDN/WIN)


Post Date : 10 Januari 2013