Hidup Bersih Tangkal E Coli

Sumber:Media Indonesia - 08 Juni 2011
Kategori:Sanitasi

BELAKANGAN penduduk Eropa dibuat gentar dengan semakin meluasnya wabah diare yang diakibatkan bakteri Escherichia coli (E coli).

Keganasan wabah telah menewaskan belasan orang dan mengakibatkan ratusan lainnya terpaksa harus mondok di rumah sakit. Ditengarai, E coli tersebut berasal dari sayuran mentah.

Dalam menanggapi kejadian itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama menjelaskan sejatinya bakteri E coli umum dijumpai hidup dalam usus makhluk berdarah panas seperti manusia.

Sebagian besar strain-nya tidaklah berbahaya, tetapi strain tertentu seperti enterohaemorrhagic E coli (EHEC) dapat mematikan. “Strain EHEC inilah yang kemungkin an tengah menyasar Eropa,“ ujar Tjandra.

Ciri orang yang terinfeksi bakteri E coli adalah timbul gejala sakit perut seperti kram dan diare.

Masa inkubasi E coli pada tubuh umumnya berkisar tiga sampai delapan hari. Sebagian besar pasien yang terinfeksi umumnya akan sembuh sendiri dalam waktu 10 hari.

Namun, dalam keadaan khusus bisa berlanjut menjadi fatal. Kondisi kegawatan yang dikenal dengan istilah haemolytic uraemic syndrome (HUS) itulah yang kini telah melanda Eropa. Tidak perlu panik Menyikapi perkembangan yang terjadi di Eropa, pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan yang terjadi. Berdasarkan informasi yang diterima dari WHO, Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengungkapkan diare maut di Eropa sementara diduga akibat E coli strain baru yang resisten terhadap antibiotik.

Kendati harus waspada, Endang mengimbau masyarakat tidak perlu panik. Penularan bakteri E coli sebenarnya mudah dicegah.

Pengidap E coli tidak mampu menularkan ke orang lain. Penularan berasal dari makanan dan air yang tidak bersih, praktis, kata Menkes, cara mencegah penyakit itu pun mudah dilakukan, yakni dengan menerapkan perilaku hidup bersih seperti cuci tangan sebelum makan.

Selain itu, selalu mengonsumsi makanan yang telah dimasak dengan baik menggunakan panas di atas 70O C. Jika ingin mengonsumsi sayuran mentah, sayuran tersebut harus dicuci bersih.

“Hingga saat ini belum ditemukan kasus diare seperti yang terjadi di Eropa ada di Indonesia,“ ujar Menkes.

Saat ini, kementerian telah memberi instruksi kepada seluruh kantor kesehatan pelabuhan untuk memantau penumpang asal Eropa, khususnya Jerman, yang menderita dare. (Tlc/S-3)



Post Date : 08 Juni 2011