Hidup Tak Sehat Penyebab Diare Merebak

Sumber:Kompas - 24 Maret 2010
Kategori:Sanitasi

Lebak, Kompas - Perilaku hidup kurang sehat menyebabkan diare merebak di beberapa desa di Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, seminggu terakhir. Tiga orang meninggal dunia pekan lalu karena penyakit itu. Dua desa, yakni Parage dan Sumur Bandung, sejak akhir minggu lalu dalam kondisi kejadian luar biasa diare.

”Hingga Selasa (23/3), jumlah penderita diare yang berobat 78 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak M Sukirman saat meninjau Puskesmas Cikulur, Kabupaten Lebak.

Puskesmas itu adalah salah satu tempat berobat para penderita diare. Para penderita diare ada yang berkunjung ke puskesmas pembantu, tetapi jika perlu perawatan lebih lanjut dibawa ke Puskesmas Cikulur.

Dari jumlah penderita tersebut, sebanyak 12 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Adjidarmo di Rangkasbitung, ibu kota Kabupaten Lebak. Kini, tinggal 7 pasien yang dirawat di RSUD, selebihnya pulang karena kondisinya membaik.

Sukirman mengatakan, kasus diare di Cikulur ini muncul pertama kali, Minggu. ”Jumlah penderita diare melonjak pada Sabtu sehingga dinyatakan dalam kondisi kejadian luar biasa diare,” katanya.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terhadap feses atau kotoran penderita, ditemukan parasit amuba sejenis protozoa yang diduga menjadi penyebab diare. Diare itu mudah menular.

Menurut Sukirman, diare dapat ditularkan melalui lalat yang sebelumnya hinggap di kotoran penderita diare. Jika lalat itu hinggap di makanan, amuba dapat menempel di makanan itu.

”Penularan dapat melalui air mengalir, misalnya penderita diare buang air besar di sungai dan amuba mencemari air sungai tersebut,” kata Sukirman.

Jadi, warga perlu selalu menjalankan perilaku hidup sehat, seperti rajin mencuci tangan dengan sabun, tidak buang air besar sembarangan, menutup makanan dengan tudung saji, dan memasak air hingga matang. ”Jangan memakai air sungai untuk mandi atau kakus guna memutus mata rantai diare,” kata Sukirman.

Sementara itu, Yani, warga Kampung Parage Sirinu, mengatakan, sebagian warga ada yang masih suka buang air besar di kebun. ”Ada juga warga yang mencuci pakaian atau piring gelas di kubangan penampungan air sungai,” kata Yani. (CAS)



Post Date : 24 Maret 2010