Hujan Empat Jam, Medan Kembali Direndam Banjir

Sumber:Kompas - 24 September 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Medan, Kompas - Hujan yang turun pukul 09.00-13.00 di Kota Medan, Kamis (23/9), menyebabkan sejumlah kawasan permukiman penduduk, jalan raya, dan fasilitas umum lainnya terendam banjir. Selain menimbulkan kemacetan lalu lintas, warga juga mengkhawatirkan terjadinya banjir susulan jika terjadi hujan di hulu Sungai Deli dan Bederah di kawasan Kabupaten Karo.

"Baru empat jam hujan Medan sudah banjir. Kami khawatir kalau pemerintah tidak segera membenahi saluran air, hujan di gunung sedikit saja bisa menyebabkan banjir susulan di Kota Medan. Sebab, kawasan pegunungan itu merupakan hulu sungai yang membelah wilayah Kota Medan," kata Amri, warga Jalan Letda Sujono, Medan.

Sejak pagi awan mendung menutupi Kota Medan. Sekitar pukul 09.00 hujan lebat mulai turun serentak di seluruh kawasan kota. Akibatnya, banjir setinggi sekitar 30-60 sentimeter merendam sejumlah ruas jalan dan permukiman penduduk di Medan.

Warga yang menetap di daerah aliran sungai (DAS) Deli, Bederah, dan Babura yang melintasi Kota Medan khawatir terjadi banjir pascabanjir, 20 September 2004. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Balai Wilayah I Medan memperkirakan curah hujan di Medan selama sebulan ini mencapai 100 milimeter per hari.

Menurut BMG, curah hujan normal di Kota Medan hanya sekitar 50 milimeter per hari. "Bulan ini kami memperkirakan curah hujan akan berkisar 301-400 milimeter di Medan. Segera perbaiki drainase karena Medan kini berstatus waspada banjir," kata Kepala Bagian Operasi BMG Wilayah I Medan Tuban Wiyoso.

Rumah terendam

Dari pemantauan Kompas, banjir terjadi di kawasan Jalan Letda Sujono, Krakatau, Yos Sudarso, dan Asrama. Banjir juga masih melanda sebagian kawasan Kecamatan Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, dan Medan Barat.

Banjir yang terjadi di Kota Medan menyebabkan arus lalu lintas macet total. Bahkan, arus mobil yang menggunakan jasa Tol Belawan-Tanjungmorawa yang akan keluar dari pintu tol Bandar Selamat diarahkan keluar dari pintu lain. Pasalnya, Jalan Letda Sujono terendam banjir sepanjang 500 meter yang menimbulkan kemacetan.

Lurah Terjun Suhajit M Nur yang ditemui di ruang kerjanya menyebutkan, banjir yang melanda kawasannya sejak tanggal 20 September telah merendam sedikitnya 1.000 rumah di Kelurahan Terjun. Namun, kini hanya sekitar 100 rumah warga di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, yang berlokasi di DAS Bederah yang masih terendam banjir.

Sementara pelaksana proyek pengendalian banjir Sungai Bederah mulai bekerja meninggikan bantaran pencegah banjir. "Tetapi kalau sudah ditinggikan semua benteng (bantaran) itu, bagaimana air banjir yang menggenang kampung itu dialirkan ke sungai?" ujarnya.

Sampai saat ini bantuan bagi korban banjir terus mengalir dan Suhajit memperkirakan sudah sekitar lima ton beras yang dibagikan ke seluruh keluarga korban banjir. "Tetapi beras sebanyak itu masih kurang karena banyak keluarga korban banjir yang belum mendapatkan bantuan," kata Suhajit.

Pada kesempatan terpisah Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin meminta agar pemerintah kabupaten/kota tidak melempar tanggung jawab soal upaya pencegahan banjir. Pemerintah kabupaten/kota harus sinergi dengan pemerintah provinsi dalam mengatasi banjir di seluruh kawasan Sumatera Utara.

"Kami melihat apa yang dilakukan soal banjir (di Medan), pemprov juga tidak pernah tinggal diam. Kami akan membantu apa kesulitan pemerintah daerah, sudah tidak zamannya lagi kita saling lempar tanggung jawab (soal penanganan banjir)," kata Gubernur Sumut. (HAM)

Post Date : 24 September 2004