Hujan Lebat Hingga Agustus, Banjir Di Kalsel Diprediksi Kian Parah

Sumber:Media Indonesia - 27 Juli 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANJARMASIN (Media): Banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel) diprediksi akan semakin parah, dan memakan waktu lama. Pemerintah provinsi (pemprov) mengeluhkan minimnya dana reboisasi untuk memperbaiki kerusakan hutan di wilayah Kalsel.

Wakil Gubernur Kalsel Husin Kasah selaku Ketua Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak PBP) Kalsel, kemarin, mengatakan melihat masih tingginya curah hujan yang turun, dikhawatirkan bencana banjir akan berlangsung lama dan semakin parah.

"Jika hujan terus turun dengan frekuensi curah hujan yang tinggi, dikhawatirkan banjir akan berlangsung lama," katanya. Untuk itu, Satkorlak PBP Kalsel melakukan langkah-langkah antisipasi dengan mendata daerah rawan banjir.

Menurut data yang ada di Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Banjarbaru, diperkirakan hujan lebat akan turun hingga Agustus mendatang. Turunnya hujan di musim kemarau ini, merupakan fenomena alam yang sulit diduga.

Sebelumnya Gubernur Kalsel, Sjachriel Darham mengimbau warga masyarakat untuk mewaspadai ancaman serius bencana banjir, menyusul belum ada tanda-tanda hujan akan berhenti. Lebih jauh dikatakannya, pihaknya dalam waktu dekat akan menurunkan tim untuk mencari penyebab terjadinya bencana.

"Kita akan meneliti penyebab terjadinya bencana banjir yang kerap melanda Kalsel ini," katanya. Masih belum diketahui penyebab bencana banjir, apakah akibat kegiatan pembabatan hutan dan pertambangan tanpa kontrol, atau murni akibat tingginya curah hujan.

Sjachriel juga mengomentari minimnya dana reboisasi yang masuk ke Kalsel. Dana reboisasi sebesar Rp10 miliar tersebut dinilai masih terlalu sedikit, jika dibandingkan angka ideal kebutuhan yang besarnya Rp3,2 triliun untuk memulihkan kondisi hutan Kalsel.

Sementara itu, kondisi di lokasi bencana banjir di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu menunjukkan adanya penurunan ketinggian genangan air hingga beberapa sentimeter. Turunnya ketinggian air ini karena sejak kemarin tidak turun hujan. Namun, warga korban banjir yang terpaksa mengungsi belum bisa pulang ke rumahnya.

Distribusi bantuan

Distribusi bantuan tanggap darurat yang dikucurkan pemerintah kepada masyarakat korban banjir selama ini, banyak mendapat keluhan warga karena bantuan itu tidak sesuai dan terlambat.

Rusmiati, salah seorang warga korban banjir di Desa Asam-Asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, mengeluhkan kurangnya perhatian pemerintah kepada warga korban banjir.

"Banjir di sini terjadi hampir setiap tahun, tetapi bantuan yang diberikan pemerintah sangat sedikit," katanya. Pada bencana banjir 2003, Rusmiati hanya mendapatkan bantuan berupa beras dua kilogram dan gula pasir satu kilogram. Padahal, banjir berlangsung hampir satu bulan.

Demikian juga dengan bencana banjir yang sudah terjadi sejak empat hari, sejak Jumat (23/7), belum ada bantuan yang diberikan pemerintah kepada warga.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkessos) Kalsel, Umar Akhmad, mengakui bahwa selama ini distribusi bantuan kepada warga oleh pihak kabupaten/kota tidak transparan.

Umar membenarkan tentang banyaknya keluhan dari warga yang merasa adanya ketidakadilan dalam pembagian bantuan dari pemerintah. "Kita menyayangkan sering terjadi penyimpangan dalam distribusi bantuan ini," katanya.

Dalam penanganan bencana banjir kali ini, Dinkessos mengharapkan instansi terkait, khususnya pemerintah daerah, dapat memberikan bantuan secara adil dan merata sesuai mekanisme dan kebutuhan warga.

Akibat hujan deras sejak satu pekan terakhir, empat kabupaten di Kalimantan Selatan kembali dilanda banjir.

Empat kabupaten yang dilanda banjir itu adalah Kabupaten Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, Tanah Laut, dan Kabupaten Tanah Bumbu. Akibat banjir di Barito Kuala, ratusan hektare lahan pertanian masyarakat tergenang air. Demikian juga dengan banjir yang terjadi di Hulu Sungai Selatan, areal persawahan tergenang dan mengancam persemaian padi.

Sedangkan banjir terparah terjadi di Kabupaten Tanah Laut, tepatnya di Desa Asam-Asam, Kecamatan Jorong. Kawasan Asam-Asam yang dihuni sekitar 1.184 jiwa ini tenggelam hingga 1,5 meter.

Selain menenggelamkan rumah-rumah penduduk, banjir juga memutuskan jembatan sepanjang 244 meter. (DY/N-1)

Post Date : 27 Juli 2004