Ibu Kota Perlu Waspadai Banjir

Sumber:Kompas - 03 Januari 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Senin (2/1/2012), mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai hujan deras disertai petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia, termasuk Jakarta, pekan ini. Tingginya pasang laut dan tingginya curah hujan di hulu berpotensi menimbulkan banjir dan rob di Ibu Kota.
 
Awal Januari ada 10 wilayah kabupaten/kota di lima provinsi yang terlanda banjir, yaitu Solo, Sragen, Sleman, Yogyakarta, Klaten, Brebes, Nganjuk, Pasuruan, Bungo, dan Banjar.
 
Berdasarkan data BMKG, 3-5 Januari mendatang, diperkirakan Jakarta, Bogor, dan Depok diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada sore dan malam hari.
 
”Aliran air hujan dari hulu, hujan di hilir, dan pasang laut merupakan tiga faktor penentu parah tidaknya luapan air menggenangi daratan,” kata Kepala Subbidang Informasi Publik BMKG Hary Tirto Djatmiko, kemarin.
 
Pada 5-10 Januari, pasang tertinggi juga diprediksi terjadi di Teluk Jakarta. Dinas Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut memperkirakan, pasang mencapai ketinggian tertinggi, yaitu 1,1 meter.
 
Sementara di hulu, ketinggian muka air Sungai Ciliwung juga diprediksi meningkat pertengahan Januari akibat tingginya curah hujan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung di Puncak, Kabupaten Bogor.
 
”Di atas 10 Januari akan mulai mengarah dari sedang ke lebat,” tutur Hendri Antoro, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Dramaga di Bogor.
 
Curah hujan pada tahun ini juga diduga lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hendri mengingatkan warga di sekitar Sungai Ciliwung untuk berhati-hati.
 
Prof Handoko, Guru Besar Agrometeorologi Institut Pertanian Bogor, juga mengingatkan Jakarta untuk waspada meski La Nina tahun 2012 tidak setinggi tahun 2010. La Nina adalah kondisi abnormal iklim yang bisa membawa banyak curah hujan di Indonesia. ”Jakarta tetap harus waspada, terutama menjelang akhir Januari dan awal Februari saat curah hujan terbesar,” katanya.
 
Daerah-daerah Indonesia lain yang rawan bencana banjir dan longsor juga diingatkan untuk waspada.
 
Antisipasi belum rampung
 
Menghadapi kondisi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan sejumlah antisipasi. Namun, upaya antisipasi itu belum seluruhnya selesai.
 
Guna mengantisipasi rob, misalnya, sejak tiga tahun lalu tanggul di pesisir utara Jakarta dibangun. Namun, hingga kini pengerjaannya belum rampung.
 
”Sekarang, pengerjaan tanggul tercapai 80-90 persen,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo.
 
Ery juga mengakui masih ada beberapa titik yang belum terlindungi tanggul, seperti di sebagian Marunda. Akibatnya, November lalu, air laut masuk melalui celah tersebut dan menggenangi sebagian Jakarta Utara, termasuk permukiman penduduk.
 
Apabila pasang laut tertinggi terjadi bersamaan dengan hujan lebat, Pemprov DKI berencana mengoperasikan semua pompa yang terpasang di polder dan sungai.
 
Menurut Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Utara Rifig Abdullah, pasang laut yang dibarengi dengan hujan lebat memang perlu diwaspadai.
 
”Jika pasang yang dibarengi hujan lebat terjadi, semua pompa harus dioperasikan,” ujarnya.
 
Landa banyak daerah
 
Sejak Minggu malam, ribuan rumah warga di Solo, Sukoharjo, Sragen, dan Klaten, Jawa Tengah, terendam air menyusul meluapnya Bengawan Solo dan beberapa anak sungainya. Rumah pribadi Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo di Jebres juga terendam air.
 
Banjir di Kota Solo melanda 10 kelurahan di tiga kecamatan. Banjir itu merendam 1.470 keluarga. Ketinggian banjir mencapai 1 meter hingga 1,5 meter.
 
Di Sukoharjo, sekitar 4.400 jiwa harus diungsikan akibat banjir yang melanda 10 kelurahan.
 
Di Sragen, banjir juga membuat lalu lintas terputus. Ketinggian air di jalan raya Solo-Sragen mencapai 1 meter sehingga arus lalu lintas harus dialihkan dan terjadi kemacetan berkilo-kilometer. Banjir akibat luapan Sungai Grompol dan Sungai Mungkung.
 
Hujan deras di wilayah Banjarnegara dan Wonosobo juga menyebabkan aliran Sungai Serayu di Kabupaten Banyumas meluap. Akibatnya, ratusan hektar tanaman padi dan palawija di sepanjang sungai terendam air setinggi 0,5 meter hingga 1 meter.
 
Hujan deras yang terjadi Minggu malam juga menyebabkan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Purworejo, Jawa Tengah.
 
Jalan keluar melalui Kecamatan Borobudur juga terputus karena longsor. Sementara jalan lain melalui Kecamatan Salaman tertimbun tanah longsor 5-7 meter.
 
Di Purworejo, hujan yang turun sejak Senin siang menyebabkan Sungai Bogowonto meluap dan airnya membanjiri enam desa di Kecamatan Bagelen dan sepuluh desa di Kecamatan Purwodadi.
 
Warga di Desa Kecipir, Kecamatan Losari, Brebes, Jawa Tengah, yang terkena bencana banjir mulai terserang beberapa penyakit, yaitu demam dan gatal-gatal.
 
Di Nganjuk dan Magetan, Jawa Timur, puluhan rumah juga terendam akibat banjir bandang dan meluapnya Sungai Ulo.
 
Selain di Jawa, banjir juga melanda Nusa Tenggara Timur. Di Kabupaten Belu, sekitar 600 rumah yang tersebar di dua kecamatan terendam banjir.
 
Banjir setinggi pinggang orang dewasa juga merendam 211 hektar lahan pertanian yang sedang dalam proses tumbuh. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. (NEL/MDN/GAL/NMP/KOR/GRE/NIK/EKI/WIE/EGI/WHO/SON/YUN)


Post Date : 03 Januari 2012