Indonesia Mundur Soal MDG

Sumber:Kompas - 03 Maret 2007
Kategori:MDG
Hanoi, Kompas - Indonesia termasuk di jajaran negara-negara yang mundur dalam upaya pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs). Laporan "A Future Within Reach" mau pun Laporan MDGs Asia-Pasifik tahun 2006 menempatkan Indonesia dalam kategori terbawah bersama Banglades, Laos, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini dan Filipina.

Indonesia memperoleh skor negatif, baik dalam indeks kemajuan maupun dalam status terakhirnya. Dari 23 indikator dalam tujuh sasaran MDGs, enam di antaranya masuk ke dalam kriteria mundur yaitu, garis kemiskinan nasional, kekurangan gizi, kerusakan hutan, emisi karbon dioksida (CO2), air bersih di perkotaan dan sanitasi di pedesaan.

Posisi yang memprihatinkan itu menurut Duta Besar PBB untuk MDGs di Kawasan Asia Pasifik, Erna Witoelar, sebenarnya juga merupakan "wake-up call" dari Forum Masyarakat Sipil untuk MDGs. "Kita harus melihat yang sungguh-sungguh terjadi di dalam masyarakat kita," ujar Erna di sela jeda hari kedua Forum MDGs untuk Asia Timur dan Asia Tenggara di Hanoi, Jumat (2/3).

Ia menengarai, negara-negara yang termasuk pada kategori itu mengalami stagnasi karena pertikaian politik terus berlangsung sehingga menghambat bahkan merusak upaya-upaya perbaikan pembangunan. Kemunduran terjadi karena situasi itu ditambah oleh bencana alam mau pun bencana yang disebabkan ulah manusia.

Sekretaris Jendral Komisi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk kawasan Asia-Pasifik, Kim Hak-Su dalam pertemuan makan pagi mengatakan, beberapa negara seharusnya tidak perlu mengalami masalah kekurangan gizi, karena kaya akan pangan. Namun diakui, ketidakmerataan dalam sistem distribusi tidak hanya bersifat teknis, tetapi terutama menyangkut sistem pembagian kekayaan yang tidak adil, serta pertumbuhan dan kebijakan pembangunan yang tidak berpihak kepada yang miskin dan terpinggirkan.

Politis

Profesor Leonor Margnolis Briones mengingatkan pentingnya komitmen politik di tingkat kepemimpinan tertinggi. Ia mengingatkan beberapa CSO yang memperkenalkan pendanaan alternatif di bidang pembangunan sosial, khususnya MDGs, dan mengusulkan pemantauan kinerja pemerintah dalam pencapaian MDGs, termasuk yang dinilai sebagai "berhasil". CSO adalah singkatan dari Central Statistical Office (Kantor Pusat Statistik).

Untuk pendanaan, Erlinda Capones, wakil dari Badan Pembangunan Ekonomi Nasional Filipina mengusulkan debt for MDGs swap (pembayaran utang dialihkan untuk membiayai program MDGs), selain melalui strategi di tingkat pemerintah lokal.

Penasihat Senior Kebijakan Dana Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) dari Kantor Regional Colombo, Omar Noman, mengingatkan, dimensi pendanaan tak hanya merupakan persoalan teknis, tetapi juga politik. Ia mengkritik pendekatan yang menyandarkan pendanaan pada lembaga luar, karena akan semakin sulit memutus rantai ketergantungan. Ia mengusulkan untuk memulai dari apa yang dimiliki.

Forum sub-regional pencapaian MDGs di Asia Timur dan Asia Tenggara berakhir dengan setumpuk konsep ideal untuk mewujudkan pencapaian MDGs agar masa depan berada "di dalam jangkauan". Selebihnya adalah kerja konkret yang membutuhkan kerja keras dan komitmen kuat semua pihak.

Afrika bisa mencapai

Dari Cape Town, Afrika Selatan, disebutkan bahwa Afrika Selatan bisa mencapai target MDGs khusus untuk kepentingan anak-anak, sepanjang prioritas pengeluaran untuk itu menjadi prioritas pemerintah. Pernyataan itu disampaikan oleh Badan PBB untuk Dana Anak-anak (UNICEF) pada hari Rabu (28/2).

Macharia Kamau pejabat UNICEF mengatakan Afrika Selatan, kekuatan ekonomi utama di Benua Afrika, memiliki pendanaan yang memadai untuk mengurangi kematian anak-anak dua pertiga dan tingkat kematian ibu melahirkan hingga tiga perempat pada 2015 mendatang.

Afrika Selatan juga akan bisa membalikkan keadaan buruk soal penularan HIV/AIDS di antara anak-anak, banyak di antaranya kini telah ditampung di panti asuhan. "Dengan melihat kondisi anak-anak, tak banyak persoalan yang dihadapi dalam rangka memenuhi MDGs. Namun demikian ada beberapa hal soal MDG yang bakal tidak bisa dipenuhi dan di luar dari target. Namun jika kita yakin, target itu bisa dicapai," kata Kamau. (REUTERS/MON) Maria Hartiningsih



Post Date : 03 Maret 2007