Indonesia Paling Terimbas Perubahan Iklim

Sumber:Koran Sindo - 12 Desember 2007
Kategori:Climate
NUSA DUA(SINDO) Germanwatch bersama Munich Reinsurance menyebutkan Indonesia termasuk negara paling terimbas akibat perubahan iklim.

Dalam indeks risiko iklim (climate risk index/CRI) yang dirilis Germanwatch bersama Munich Reinsurance, Indonesia meduduki urutan ke tiga setelah Filipina, dan Korea Utara. Indeks itu menunjukkan, negara-negara berkembang dan miskin kerap menjadi korban perubahan iklim. Negara berkembang tidak memiliki kemampuan untuk memulihkan diri dari berbagai ancaman bencana besar seperti banjir, badai, dan cuaca ekstrem.

Sepuluh negara yang paling besar terkena dampak perubahan iklim yang paling parah, antara lain Filipina, Republik Demokratik Korea, Indonesia, kata Sven Harmeling, ketua tim penulis laporan Germanwatch,kemarin. Dalam laporan Germanwatch terungkap, pada 2006 Asia tercatat sebagai kawasan yang paling terimbas.Menurut Sven, Filipina dan Indonesia selama 2006 tercatat mengalami kerugian yang besar akibat bencana banjir dan badai sehingga di masing-masing negara terdapat 1.300 manusia meninggal dunia. Kerugian ekonomi yang dialami mencapai miliaran dolar.

Khusus Indonesia, selama 2006 terjadi 21 bencana alam terkait iklim dengan total korban jiwa mencapai 1.297 orang.Tingkat kematian akibat bencana iklim ini adalah 0,58% tiap 100.000 orang populasi.Kerugian akibat bencana iklim diperkirakan mencapai 0,27% GDP nasional Indonesia. Sementara rata-rata kerugian akibat bencana iklim tahun 19872006 adalah 0,31% GDP. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia menempati peringkat nomor enam terbesar di dunia. Indeks tahun 2006 juga mencermati bahwa kemampuan mengatasi dampak perubahan iklim di negaranegara miskin sangatlah minim.

Dengan demikian, studi tersebut memuat indikator relatif, salah satunya daya beli.Satu dolar di Bangladesh tentunya berbeda nilainya dengan satu dolar di Amerika Serikat. Karena itu, kerugian tiap dolar di Bangladesh akan jauh lebih besar daripada di Amerika, kata Sven menjelaskan faktor daya beli yang kemudian menentukan besaran kerugian bencana akibat iklim di beberapa negara berbeda. Dalam CRI 19972006, Germanwatch menempatkan Honduras, Nikaragua, dan Bangladesh sebagai negara yang paling parah terkena dampak perubahan iklim.

Badai dan gelombang panas yang terjadi di ketiga tempat tersebut menjadi alasan utama mengapa mereka menjadi negara yang paling parah terkena dampak perubahan iklim di masa depan. Dalam laporan satu dekade tersebut, korban jiwa di Honduras akibat Badai Mitch pada 1998 menewaskan 5.600 jiwa dengan kerugian materi lebih dari USD10 miliar.Nikaragua pada 1998 juga terhantam Badai Mitch yang menewaskan 2.800 jiwa dengan kerugian lebih dari USD4 miliar.

Untuk Bangladesh, berkali-kali topan,banjir,dan gelombang panas, terjadi di sana, papar Thomas Loster, direktur Munich Reinsurance. Peringkat selanjutnya ditempati Vietnam, Republik Dominika, Haiti, India, Venezuela, Prancis, Jerman, Swiss, dan Austria.Vietnam dan India merupakan Negara berkembang yang selalu diterjang badai dan gelombang panas. (syarifudin)



Post Date : 12 Desember 2007