Indonesia Tertinggal Dalam Kebersihan Toilet

Sumber:Jurnal Nasional - 26 Juli 2012
Kategori:Sanitasi
FASILITAS toilet umum di Indonesia jauh tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Padahal, toilet merupakan garda terdepan dalam layanan fasilitas pariwisata. Sebagian besar toilet umum di Indonesia masih jauh dari kondisi bersih karena pengelola belum tahu bagaimana cara mengelola toilet bersih.
 
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo mengatakan toilet umum agaknya belum menjadi layanan publik yang harus disediakan di kota-kota besar Indonesia, termasuk Jakarta. Hal tersebut terlihat di sepanjang Jalan Thamrin, Sudirman, Rasuna Said dan sebagainya, sulit ditemukan adanya toilet umum.
 
"Bandingkan dengan sejumlah kota besar seperti di Hong Kong atau Singapura. Wali kota kedua kota tersebut merasa bertanggung jawab untuk menyediakan toilet umum di sejumlah lokasi tempat berkumpul atau beraktivitasnya masyarakat di ruang terbuka. Mereka paham betul pentingnya toilet umum untuk memenuhi kebutuhan warga maupun turis asing defecating/urinating ketika berada di ruang terbuka," kata Sudaryatmo di Jakarta, (25/7).
 
Di Indonesia hal demikian belum bisa terwujud. Jadi jangan pernah salahkan masyarakat yang suka membuang hajat di sembarang tempat. Mereka yang berbuat seperti itu dikarenakan minimnya penyediaan toilet umum. "Jika diberi contoh idealnya toilet umum itu adalah satu toilet untuk 50 pengunjung. Hal ini dilakukan oleh negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Pemerintah, industri pariwisata dan instansi di Tanah Air perlu mencontoh itu," katanya. 
 
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Firmansyah Rahim mengatakan selain menjadi kebutuhan dasar manusia, toilet adalah hal yang sangat vital bagi pariwisata di Indonesia. Menurutnya toilet yang bersih dapat meningkatkan citra destinasi pariwisata serta meningkatkan mutu produk dan mutu pelayanan pengelolaan toilet umum. Hal ini sekaligus menjadi cermin budaya dan jati diri masyarakat Indonesia. "Tetapi kalau toiletnya kumuh, kotor, bau, maka wisatawan yang datang untuk berwisata jadi kapok. Karena toiletnya kotor," kata Firmansyah. 
 
Maka dari itu dalam meningkatkan citra destinasi pariwisata nasional di mata dunia. Pihaknya kembali menyelenggarakan Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih. Kali ini Kemenparekraf mengincar Taman Rekreasi Buatan. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari Penghargaan Toilet Umum Bersih Bandara, Museum, dan Kebun Binatang yang telah terlaksana sejak 2007. 
 
"Kegiatan ini untuk meningkatkan mutu produk dan pelayanan pengelolaan toilet yang ada di taman rekreasi buatan sebagai cermin budaya dan jati diri masyarakat Indonesia. Karena, toilet bersih jadi salah satu infrastruktur untuk pariwisata. Semakin bersih dan banyak toilet umum, semakin besar kemungkinan wisatawan mancanegara untuk datang," kata Firmansyah.
 
Kegiatan penilaian Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Taman Rekreasi Buatan 2012 mulai dilaksanakan 14 Mei hingga 9 September 2012 di 16 provinsi dengan jumlah 62 Taman Rekreasi Buatan. Sedangkan untuk pemberian Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Taman Rekreasi Buatan 2012 akan dilaksanakan di Jakarta pada 27 September 2012 bertepatan dengan peringatan Hari Pariwisata Dunia. 
 
Sejumlah Dewan Juri untuk kegiatan Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih di Taman Rekreasi Buatan 2012 terdiri atas Naning S Adiwoso (Ketua Asosiasi Toilet Indonesia/ATI), Eni Budiardjo (Asosiasi Toilet Indonesia/ATI), Sudaryatmo (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI). Firmansyah berharap dengan adanya pemberian Penghargaan Toilet Umum Bersih di Taman Rekreasi Buatan maka akan mendorong masyarakat untuk lebih peduli dalam menggunakan toilet umum. 
 
"Para pengelola toilet dituntut agar selalu merawat dan menjaga kebersihan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kepada para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Ini semua demi destinasi pariwisata yang lebih baik agar mampu mendongkrak minat wisatawan terhadap destinasi pariwisata di Indonesia," kata Firmansyah. Penye


Post Date : 26 Juli 2012