Investor Asing Minati Sektor Air Indonesia

Sumber:Kompas - 31 Maret 2005
Kategori:Air Minum
Jakarta, Kompas - Di tengah berkembangnya isu air yang semakin langka di dunia, para investor asing mengincar sektor air Indonesia untuk berinvestasi. Komisi Eropa malah telah menyiapkan dana 10 juta euro untuk mendanai proyek manajemen air pedesaan selama empat tahun.

Minat yang sama muncul dari Finlandia, Jerman, dan Belanda yang melihat persoalan air di Indonesia perlu dibenahi, baik dari infrastruktur maupun pengelolaannya. Sebelumnya, dua raksasa investor asing di bidang air, Thames dan Lyonnaise, telah lebih dulu berpartner dengan PAM Jaya.

"Sektor air kini menjadi prioritas Pemerintah Indonesia dan Komisi Eropa pun menjajaki kemungkinan berinvestasi di sini," kata Cecile Leroy dari EU-Indonesia Small Projects Facility Komisi Eropa dalam seminar tentang pengelolaan air dan limbah cair di Jakarta, Rabu (30/3).

Cecile mengungkapkan, infrastruktur air menjadi komponen utama dalam penjajakan tersebut. Para investor Eropa diperkirakan akan memegang peran kunci dalam mengembangkan infrastruktur air di Indonesia.

Seminar yang akan dilanjutkan pertemuan para calon investor dari luar negeri dengan pengelola air minum di Indonesia itu kemarin menghadirkan para pembicara dari Bappenas, Perpamsi, Bank Dunia, Uni Eropa, Jerman, Kedutaan Besar Belanda, dan lembaga asing yang bergerak di bidang air.

Akses air bersih

Para pembicara asing secara khusus menyoroti keterbatasan penduduk Indonesia mengakses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang baru mencapai 20 persen dari total penduduk Indonesia. Selain itu, disorot pula lemahnya manajemen pengelolaan air, tingginya tingkat kebocoran, hingga infrastruktur yang kurang mendukung ke arah perbaikan layanan.

Salah satu langkah yang kini disiapkan Komisi Eropa di Indonesia adalah pembangunan kapasitas para penyedia air di Indonesia dalam program promosi pembangunan kapasitas Eropa untuk penyediaan air di Indonesia (Euro-Promocap Iwat). Program akan diterapkan di empat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), masing-masing PDAM Makassar, Palembang, Banjarmasin, dan Bandung.

Proyek ini akan melibatkan para ahli pengelolaan air dari Eropa untuk melatih di keempat pilot proyek itu. Selanjutnya hasil dan pengetahuan baru yang diperoleh akan disebarluaskan dan diadaptasi di Indonesia. "Kami sangat yakin bahwa proyek ini akan membawa manfaat nyata di Indonesia," kata Cecile.

Menanggapi hal ini Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Suyono Dikun mengatakan, hampir seluruh kondisi infrastruktur publik di Indonesia-dari jalan raya, rel kereta api, saluran irigasi dan perpipaan, hingga pelabuhan-menurun drastis dan butuh dana perbaikan besar.

Perkiraan kasar dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi semua infrastruktur sebanyak Rp 500-600 triliun. "Mau tidak mau harus diupayakan bantuan dari dalam maupun luar negeri," kata dia.

Khusus di bidang air, lanjut dia, negosiasi bantuan lunak yang mungkin diberikan harus dibicarakan dengan Dewan Sumber Daya Air yang pembentukannya diamanatkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan SDA, yang kini tengah di uji materiil. (GSA)



Post Date : 31 Maret 2005