Jakarta Diancam Banjir

Sumber:Kompas - 29 Oktober 2009
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, Kompas - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu (28/10), menyatakan, Jakarta tetap berpotensi diguyur hujan hingga akhir pekan ini. Menurut Kepala Subbidang Informasi Meteorologi BMKG Hary Tirto Djatmiko, hujan terkadang disertai angin kencang dan petir.

”Saat ini Jakarta dan sekitarnya memang sedang memasuki masa transisi. Cirinya adalah kondisi berawan dan hujan turun pada siang hingga malam hari. Hujan terkadang turun deras meskipun secara umum intensitasnya ringan hingga sedang atau rata-rata di bawah 50 milimeter per detik,” kata Hary, kemarin.

Hujan, kata Hary, terkonsentrasi di Jabodetabek bagian selatan, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur bagian selatan, Bogor, Tangerang bagian selatan, dan Depok. Kawasan Bogor sudah rutin turun hujan karena sejak Oktober ini telah resmi memasuki musim hujan. Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi baru mulai musim hujan bulan depan. Mulai bulan November, hujan diperkirakan turun terus-menerus di empat kawasan tersebut.

Berdasarkan perkiraan kondisi cuaca November nanti, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum (Ditjen SDA PU) dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) memprediksi ada 28 kawasan rawan banjir yang tersebar di lima wilayah kota di Jakarta. Namun, banjir yang terjadi masih dalam kategori rendah jika dilihat dari skala luasan dan tinggi genangan. Diperkirakan rata-rata kedalaman genangan kurang dari 50 sentimeter.

Potensi terjadinya banjir itu berdasarkan analisis data curah hujan dari BMKG dipadukan dengan data daerah rawan banjir dari Ditjen SDA PU dan peta dasar, sistem lahan, serta tutupan lahan dari Bakosurtanal.

Terkait dengan potensi banjir, Dinas Pekerjaan Umum DKI secara lebih detail menganalisis kondisi di Jakarta dan menyatakan sedikitnya ada 78 lokasi rawan banjir, bukan 99 lokasi seperti diberitakan sebelumnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Budi Widiantoro mengatakan, ke-78 lokasi rawan banjir itu adalah kawasan yang tergenang pada banjir besar tahun 2007.

Data 99 lokasi yang disebut rawan banjir sebelumnya adalah gabungan lokasi yang dilanda banjir pada 2002 dan 2007. Sebanyak 21 lokasi yang tergenang pada banjir 2002 tidak tergenang lagi dalam tiga tahun terakhir.

”Kami terus memperbaiki saluran drainase, mengeruk kali, membuat polder, dan menyediakan pompa untuk mengantisipasi banjir. Namun, Pemprov DKI belum dapat mengurangi jumlah lokasi rawan banjir. Kami baru dapat mengurangi intensitas dan waktu banjir serta ketinggian genangan,” kata Budi.

Keterbatasan anggaran merupakan salah satu penyebab belum teratasinya banjir di Jakarta. Bahkan, ada kawasan komersial yang masih belum terbebas dari banjir, seperti Kelapa Gading.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, rencana induk penanganan banjir sedang dijalankan pada 2009 dan akan dilanjutkan pada 2010. Tahun depan, Pemprov DKI Jakarta menganggarkan Rp 900 miliar untuk penanganan banjir.

Kanal Banjir Timur yang akan tembus ke laut akhir 2009 akan dilanjutkan dengan penyempurnaan kawasan di kanan dan kiri kanal. Pengerukan 13 sungai utama dan dua waduk juga akan dilakukan untuk mengatasi banjir. Tahun 2012, Fauzi menargetkan luas wilayah banjir berkurang hingga 40 persen.  (ECA/NEL)



Post Date : 29 Oktober 2009