Jakarta kekurangan resapan

Sumber:Bisnis Indonesia - 08 Oktober 2009
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA: Kota Jakarta masih kekurangan lubang resapan biopori yang dibutuhkan untuk mencegah banjir di permukiman warga.

Jumlah lubang resapan biopori yang dibutuhkan yakni sebanyak 70 juta lubang. Saat ini jumlah lubang resapan yang ada baru mencapai 1 juta.

Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI mencatat hingga September 2009, jumlah lubang resapan biopori di Jakarta sudah mencapai 709.317 lubang.

Jumlah lubang resapan terbesar, yakni terdapat di Jakarta Barat yakni mencapai 349.499 unit, sedangkan sisanya ada di wilayah Jakarta Utara yang hanya mencapai 21.549 unit.

Kepala Bidang Penegakan Hukum BPLHD DKI Ridwan Pandjaitan mengatakan BPLHD berupaya menambah jumlah lubang resapan biopori di Jakarta, untuk mengurangi dampak genangan atau banjir yang umumnya banyak terjadi di permukiman Jakarta selama musim hujan.

Menurut dia, selama ini salah satu penyebab dari sering terjadinya banjir di Jakarta, karena kurangnya resapan air, akibat berkurangnya lahan hijau yang banyak beralih fungsi menjadi tempat tinggal.

Akibatnya, pada saat terjadi hujan deras, tidak ada lahan yang mampu menyerap air dan akibatnya banjir tidak bisa dihindarkan.

Sementara itu, memasuki musim hujan kali ini, Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI mulai memangkas pohon-pohon yang berpotensi tumbang saat turun hujan disertai terpaan angin kencang.

Kepala Bidang Pertamanan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Dwi Bintarto mengatakan upaya pemangkasan pohon dilakukan serentak oleh aparat di tingkat provinsi dan wilayah.

Saat ini, Dinas Pertamanan telah menginventarisasi jumlah tanaman yang sudah ditoping (pangkas). Pemangkasan, katanya, sudah dilakukakan pada pohon-pohon yang tinggi di sejumlah kawasan, misalnya 400 pohon di kawasan Monas, 92 pohon di Lapangan Banteng, 25 pohon di Taman Langsat, dan 15 pohon di Kampung Sawah. Mia Chitra Dinisari



Post Date : 08 Oktober 2009