Jakarta Siap Hadapi Banjir

Sumber:Koran Sindo - 21 Januari 2010
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA(SI) – Pemprov DKI Jakarta terus berbenah untuk mengantisipasi bencana banjir.Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengaku sudah melaksanakan program penting untuk mengurangi dampak banjir.

Menurut dia, berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan sudah diperbaiki dan dilengkapi.“Segala upaya sudah kami lakukan untuk menghadapi bencana banjir yang mengancam Jakarta,” kata Fauzi Bowo kepada wartawan di Silang Monas,Jakarta Pusat kemarin. Meskipun Pemprov DKI telah melakukan berbagai terobosan, tapi Fauzi meminta masyarakat tetap berpartisipasi. Pihaknya meminta masyarakat tidak membuang sampah sembarangan yang mengakibatkan saluran air tersumbat.“ Sampah itu sendiri bisa dilihat di Sudirman-Thamrin, ketika diangkat tumpukan sampah tak sedikit, begitupun yg lain.

Kalau masyarakat tidak membantu saya kira upaya mengurangi genangan tak berhasil,”ujarnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemprov DKI adalah memberikan hibah alat penanggulangan bencana banjir kepada Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Bantuan senilai Rp1,2 miliar tersebut diserahkan Fauzi Bowo kepada Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjend Lodwijk F. Paulus di Silang Monas kemarin. Fauzi menjelaskan, pemberian hibah tersebut karena selama ini Kopassus selalu berada di garda depan ketika menanggulangi bencana banjir.

“Kopassus dalam setiap kasus bencana menjadi mitra kita terdepan. Kita ingin sampaikan aspresiasi serta menambah kekuatan peralatan,”tandasnya. Adapun alat penanggulangan bencana yang dihibahkan, yakni motor tempel 10 unit,perahu karet 2 unit, pompa manual 8 buah, pelampung 50 buah,dayung 36 buah. Selain itu alat keselamatan kerja berupa; tali karmantel 4 unit,singel rop 30 unit, carabiner 30 unit, tali tubuh 50 unit, dan sarung tangan kulit 40 unit. Sedangkan perlengkapan dapur yang dihibahkan, yakni genset 10 unit,tenda pleton 3 unit,peralatan dapur lengkap 4 set. Di tempat yang sama, Danjen Kopassus Mayjend Lodwijk F.

Paulus menegaskan,dalam UU 34/ 2004 tentang TNI disebutkan bahwa operasi militer selain perang yang dilakukan TNI adalah menanggulangi bencana. Mengenai penanggulangan banjir, Kopassus sudah melakukan koordinasi dengan aparat pemerintahan daerah. Selain itu,pasukan baret merah juga telah melakukan simulasi penanganan bencana di lima wilayah DKI. Kepala Satuan Pamong Praja DKI, Harianto Badjuri mengaku telah menempatkan 8.000 personel Satpol PP di sejumlah titik rawan banjir Jakarta.Menurut dia, aparat Satpol PP disiagakan 24 jam penuh di posko yang tersebar di sejumlah kelurahan.

Dia menjelaskan, personel Satpol PP telah dilatih dalam melakukan SAR dan memberikan peringatan dini pada masyarakat.“Kami optimis, penanganan banjir tahun ini jauh lebih baik,”ujarnya. Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI telah menyiapkan 396 petugas medis yang disiadakan di 99 titik lokasi banjir.Tim medis tersebut untuk mengantisipasi wabah penyakit pasca banjir,seperti diare dan demam berdarah dengue (DBD). Tim medis yang disiapkan terdiri dari unsur dokter, perawat, ahli farmasi dan supir ambulan. Selain itu,Pemprov menyediakan 17 rumah sakit rujukan yang akan digratiskan bagi masyarakat korban banjir.

Rumah sakit yang akan jadi rujukan seperti, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di seluruh wilayah ibu kota dan rumah sakit fertikal milik pemerintah seperti RSPAD Gatot Subroto dan RSAL Mintohardjo. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Dien Emawati mengatakan, langkah penggratisan rumah sakit rujukan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi korban yang tidak mampu ditangani posko setempat. Untuk mendapatkan layanan ini warga hanya butuh melampirkan surat keterangan rujuk dari posko setempat.“Sedangkan bagi warga yang tidak melalui posko cukup dengan surat pengantar RT dan RW setempat,”kata Dien kemarin.

Untuk mengantisipasi penyakit diare,Pemkot Jakarta Pusat menyiagakan oralit di setiap puskesmas. Ini dilakukan agar kasus diare tidak mengalami peningkatan seperti di tahun 2009 yang mencapai 24.147 penderita.“Langkah antisipasi dilakukan mengingat jumlah penderita diare yang cukup banyak di wilayah Jakarta Pusat,” kata Kepala Seksi Pengendalian Masalah Kesehatan Sudin Kesehatan Jakarta Pusat Hajar Nurhayati kemarin. (a baidowi/dian widiyanarko)



Post Date : 21 Januari 2010