Jakarta Terancam Tenggelam

Sumber:Media Indonesia - 13 November 2009
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA menduduki posisi kedua bersama ibu kota Filipina, Manila, dalam daftar kota di Asia yang paling terancam akibat naiknya permukaan air laut, badai, dan perubahan iklim lainnya. Ibu kota Bangladesh, Dhaka, berada di peringkat pertama.

Peringkat itu berdasarkan studi World Wildlife Fund (WWF) soal ancaman yang dihadapi 11 kota besar di Asia yang terletak di pinggir pantai atau delta sungai. Kota-kota tersebut kemudian diberi nilai 1 hingga 10 berdasarkan seberapa rentan mereka terhadap perubahan iklim, kemampuan beradaptasi, dan kenyamanan hidup warga.

"Laporan ini memperlihatkan bahwa kotakota tersebut akan berada di garis depan dalam menghadapi perubahan iklim. Karena itu, pemerintah kota-kota tersebut diharapkan mengambil tindakan untuk menghindari bahaya yang mungkin terjadi dari perubahan iklim yang tengah terjadi," tulis WWF dalam laporan bertajuk Mega-Stress for Mega-Cities itu. Kota lain yang diteliti adalah Kolkata, Phnom Penh, Ho Chi Minh City, Shanghai, Bangkok, Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Singapura.

Jakarta mendapatkan poin 8 karena ibu kota Indonesia ini dipandang sangat rentan terhadap hantaman perubahan iklim sebab ukurannya yang besar, sering banjir, dan sulit beradaptasi terhadap lingkungan. Selain itu, kota berpenghuni sekitar 9 juta jiwa ini juga terus tenggelam dan air laut sudah merembes hingga mencapai sumber air tanah.

"Kenaikan air laut merupakan ancaman terbesar bagi Jakarta. Wilayah daratan Jakarta akan terus berkurang mengingat permukaan air laut di Teluk Jakarta diperkirakan mengalami kenaikan dengan kecepatan 57 mm per tahun. Hal itu berarti wilayah utara Jakarta seluas 160 km persegi akan tenggelam pada 2050," kata WWF lewat laporan tersebut.

WWF menyebut Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Malaysia paling mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim. Hal itu karena ketiga kota itu memiliki dana yang memadai untuk melakukan persiapan serta memiliki pemerintahan kota yang telah siap menghadapi bahaya naiknya permukaan air laut, badai, serta banjir. (Reuters/Bas/X-5)



Post Date : 13 November 2009