Jalan Lintas Tengah Longsor, Banjir di Muara Enim Makin Tinggi

Sumber:Kompas - 15 Januari 2005
Kategori:Drainase
Muara Enim, Kompas - Luapan air sungai yang menggenangi tiga kecamatan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, sampai Jumat (14/1), belum juga surut. Permukaan air sungai, yang meluap selama delapan hari, terus meninggi. Selain membanjiri rumah-rumah penduduk, luapan air sungai juga menggenangi ruas jalan lintas tengah Sumatera di kawasan Gunung Megang, Muara Enim.

Sementara di lokasi lain, arus sungai yang deras telah mengakibatkan longsor di ruas jalan Muara Enim-Tanjung Enim, yang terletak di 200 kilometer sebelah barat Palembang.

Luapan Sungai Lematang, Sungai Niru, dan Sungai Lengi masih menggenangi desa-desa yang terdapat di Kecamatan Rambang Dangku, Gunung Megang, dan Ujan Mas. Bahkan, di Kecamatan Gunung Megang air belum surut.

Air yang meluap dari Sungai Lengi maupun Sungai Lematang sedikitnya membanjiri enam desa di sepanjang bantaran sungai tersebut. Desa-desa itu antara lain, Kuripan, Gunung Megang Luar, Belimbing, Bulang, Baturaja, Pangkalan Babat, dan Kuripan.

Di Desa Gunung Megang Dalam tepat di tepian Sungai Lengi, genangan air mencapai ketinggian 1,5 meter. Akibatnya, jalan masuk ke desa yang berada di tepi jalan lintas tengah itu tertutup. Warga harus menggunakan perahu untuk masuk ke desa mereka. Perahu-perahu tersebut berkumpul di depan Stasiun Kereta Api Gunung Megang yang lokasinya cukup tinggi.

Syamsul, Kepala Desa Gunung Megang Dalam, mengatakan, 904 keluarga di desa itu rumahnya kebanjiran. Menurut Syamsul, meskipun setiap musim hujan mereka selalu terkena banjir, kondisi genangan air kali ini bertahan selama sepekan. "Kami sangat khawatir karena air tidak surut. Biasanya, air paling-paling bertahan tiga hari, setelah itu kering," tuturnya.

Meryadi, warga Gunung Megang Luar, mengatakan, penduduk takut jika terulang peristiwa banjir besar seperti tahun 1992. "Waktu itu warga harus mengungsi ke dekat rel kereta api karena air terus naik, seperti sekarang ini," ujarnya.

Pada Jumat dini hari, genangan air sempat menyusut hingga sekitar setengah meter. Namun, arus sungai kembali deras sehingga air pun naik dengan cepat. Air tidak hanya menggenangi rumah-rumah penduduk, tetapi juga sekolah-sekolah. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 dan SDN 03 Gunung Megang ikut kebanjiran. Murid-murid sekolah itu terpaksa belajar di SDN 05 Gunung Megang.

Jalan longsor

Ruas jalan lintas tengah Sumatera yang longsor Rabu petang terletak sekitar 100 meter dari Jembatan Muara Enim II. Hujan dan arus Sungai Lematang yang deras membuat tanah di bawah jalan ambles sedalam tiga meter.

Akibatnya, jalan selebar tiga meter itu hanya bisa dilewati satu jalur. Padahal, jalan tersebut digunakan bus antarkota dan truk-truk besar dari Pulau Jawa tujuan Padang dan Medan, demikian sebaliknya. Kendaraan-kendaraan besar tersebut terpaksa antre untuk melewati ruas jalan yang ambruk.

Sampai Jumat kemarin, ruas jalan negara itu belum diperbaiki. Untuk pengamanan, petugas Kepolisian Resor Muara Enim melakukan penjagaan.

Di Palembang, puluhan sekolah ikut dilanda banjir yang melanda kota tersebut sejak empat hari lalu. Genangan air dari luapan Sungai Musi dan air hujan itu memenuhi halaman sekolah dan sebagian masuk ke ruang-ruang kelas. Namun, hingga Jumat kemarin aktivitas belajar-mengajar tetap berlangsung dan belum ada sekolah yang resmi diliburkan.

Pemantauan Kompas menunjukkan, luapan Sungai Musi terus meluas dan semakin tinggi, terutama sore hari sekitar pukul 15.00. Ratusan rumah di beberapa titik banjir, seperti di Kecamatan Gandus, Kertapati, dan Seberang Ulu I, di dalam rumah, air mencapai setengah meter. (DOT/IAM/JOS)

Post Date : 15 Januari 2005